Berbagai situasi ekonomi yang ada ini bukanlah kondisi permanen. Saya harap harga komoditas ekspor unggulan Indonesia akan meningkat, dan langkah-langkah Presiden dapat mempercepat pencairan APBN dan APBD, sesuatu yang sangat strategis karena APBN dan APBD menyumbang sekitar 15 persen dari PDB.
Langkah mendorong industri padat karya baru untuk memperluas lapangan kerja dilaporkan BKPM pada semester I-2015 ada sebanyak 970 pabrik makanan dan minuman, 378 pabrik tekstil, 100 pabrik sepatu, dan 156 pabrik furnitur, serta penurunan bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 9 persen adalah kebijakan strategis yang tepat, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Tiga paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan memberikan harapan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3 persen dapat dicapai.
Butuh kesabaran rakyat
Rakyat perlu sabar karena yang sedang dilakukan akan menciptakan masyarakat sejahtera yang mandiri dan berkelanjutan; bukan masyarakat yang nyaman dengan aneka subsidi yang pada akhirnya tidak terpikul oleh negara seperti di Uni Soviet dan negara-negara komunis dulu.
Kita sedang menuju masyarakat produktif di semua lini. Proyek hilirisasi harus dijalankan dengan rangsangan insentif pajak agar muncul produk-produk olahan pertanian serta pertambangan; pemerintah tak perlu keluar uang, cukup dengan kebijakan perpajakan. Misalnya, kalau PPh minyak mentah (crude oil) sekitar 25 persen, produk turunan akhir bisa dikenai PPh 10 persen, begitu juga dengan kopi, teh, dan lain-lain. Sudah tepat langkah membentuk CPO Fund dengan tujuan mendorong hilirisasi CPO.
Amat penting menyusun strategi untuk membuat setiap peluang ekonomi dan pasar yang berkembang digunakan untuk memperkuat pelaku ekonomi nasional. Tentulah amat bermanfaat kehadiran penanaman modal asing di Indonesia sekarang dan ke depan; untuk perluasan lapangan kerja/kesempatan berusaha dan alih teknologi. Namun, tujuannya haruslah membangun kemampuan nasional dan jangan membangun ketergantungan.
Semua negara di muka bumi ini paling tidak memiliki tiga instrumen penting untuk membawa kemajuan, yaitu instrumen fiskal (unsur pentingnya APBN, pajak, bea masuk), instrumen moneter (unsur pentingnya jumlah uang beredar, suku bunga bank), dan instrumen administrasi (unsur pentingnya adalah perizinan). Ketiga instrumen tersebut perlu digunakan oleh pemerintah secara cerdas untuk membawa kemajuan di segala bidang.
Popularitas Presiden Jokowi yang menurun diharapkan tidak menurunkan semangat Presiden untuk melanjutkan upaya menata fondasi ekonomi Indonesia menuju kejayaan Indonesia tercinta.
Siswono Yudo Husodo
Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Universitas Pancasila
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Oktober 2015, di halaman 6 dengan judul "Setahun Pemerintahan Jokowi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.