JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faizal Zaini mendorong agar tata kelola ibadah haji diperbaiki. Menurut Helmy, ada kebocoran kuota jemaah haji sekitar 40 persen.
Helmy menjelaskan, kebocoran itu terjadi karena banyak jemaah haji yang masuk dalam kuota, padahal telah beribadah haji lebih dari satu kali. Ia menilai, ibadah haji seharusnya diprioritaskan untuk jamaah yang belum pernah beribadah haji.
"Saya nanya ke Dirjen (Kemenag) soal sistem kuota haji, yang lolos meski sudah pernah berhaji ada 30-40 persen," kata Helmy dalam sebuah diskusi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/10/2015).
Helmy mengungkapkan, modus yang digunakan jemaah untuk dapat berulang kali beribadah haji adalah dengan menggunakan KTP duplikat atau penyamaran identitas lainnya. Ia berharap Kementerian Agama merespons masalah ini dengan memperbaiki sistem kuota haji.
"Banyak jemaah yang ter-delay karena ada jemaah yang bolak-balik haji berkali-kali," ujarnya.
Helmy juga mengusulkan agar Kemenag mencari terobosan untuk menekan biaya haji. Salah satu caranya, kata Helmy, dapat dikoordinasikan dengan maskapai Garuda Indonesia agar membeli bahan bakar langsung dari Pertamina.
"Avtur itu kalau Garuda beli dari Pertamina, tidak dari pihak ketiga, maka ada pengurangan harga yang signifikan," ujar Helmy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.