Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR dan BIN Bahas Isu Keamanan di Papua dan Aceh

Kompas.com - 28/09/2015, 12:21 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi I DPR menggelar rapat kerja dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Raker ini membahas sejumlah permasalahan intelijen yang belum tuntas diselesaikan pada raker sebelumnya serta membahas situasi-situasi terkini khususnya isu-isu keamanan di Aceh dan Papua.

"Kita mendalami beberapa hal terkait dengan ancaman-ancaman terhadap keutuhan NKRI dalam hal hal seperti maraknya radikalisme, separatisme," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Menurut Tantowi, BIN sebagai lembaga intelijen memiliki peran dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan di Indonesia sehingga BIN harus mempersiapkan berbagai macam langkah antisipasi sebagai bentuk pencegahan dini dalam menghadapi potensi-potensi ancaman pertahanan dan keamanan di Indonesia.

Pada saat yang sama, Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidik mengatakan, kondisi perekonomian yang lemah saat ini juga berpotensi menimbulkan ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keutuhan Indonesia. "Kerentanan dan kelemahan ekonomi saat ini akan menimbulkan ancaman-ancaman yang dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk mengganggu situasi keamanan baik melalui radikalisme, separatisme dan lain-lain," ujar Mahfuz.

Terkait dengan peningkatan anggaran BIN, Tantowi mengatakan bahwa anggaran BIN perlu mengalami penyesuaian dengan kondisi perekonomian yang lemah saat ini. Namun, ia menyatakan bahwa Komisi I DPR tetap akan mendukung peningkatan anggaran BIN sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja BIN.

"Kita sih mendukung saja, tapi kan harus disesuaikan dengan kemampuan APBN dan yang lebih penting harus disesuaikan dengan ekonomi Indonesia saat ini, karena ditengah situasi ekonomi yang lemah maka kita harus melakukan penyesuaian termasuk pemotongan anggaran di beberapa kementerian dan lembaga," ujar Tantowi.

Jumlah anggaran bagi BIN yang tercantum dalam R-APBN 2016 adalah sebesar Rp 1,592 triliun. Jumlah tersebut lebih kecil dari anggaran yang semula diminta sebesar Rp 2,7 triliun. Dalam rapat dengan Komisi I DPR, Sutiyoso meminta agar DPR ikut memperjuangkan jumlah anggaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan BIN saat ini, yaitu Rp 3,7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com