Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rombongan Ketua DPR Sempat Menunggui WNI Korban Musibah Mina Selama 8 Jam

Kompas.com - 25/09/2015, 15:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Jazuli Juwaini meninjau korban luka asal Indonesia yang terinjak-injak saat berdesakan menuju lokasi lempar Jumrah, di Rumah Sakit Emergency Mina, Mekkah.

Namun, saat mereka tiba di sana pada Kamis (24/9/2015) sore waktu setempat, tak ada satupun petugas, baik dari Maktab (pemondokan) maupun petugas Kementerian Agama.

"Bahkan menjadi sangat kecewa ketika setelah menghubungi maktab mereka banyak alasan. Menghubungi nomor daerah kerja Mekkah enggak bisa-bisa berulang-ulang," kata Jazuli saat dihubungi, Jumat (25/9/2015).

Akhirnya Jazuli bersama Novanto dan Fadli memutuskan menunggui korban luka di Rumah Sakit. Saat menunggu, mereka terus mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Baru setelah delapan jam berada di sana, upaya mereka berhasil. (baca: Fadli Zon Kritik Lambatnya Penanganan Korban Musibah di Mina)

"Akhirnya melalui protokol kerajaan kita hubungi Kemendagri Saudi, Maktab mulai merespons tetapi tetap telat, dan yang lebih dulu datang menjemput dari KJRI Jedah, yang dikontak ketua DPR, yang tiba menjemput mereka pukul 10.30 malam waktu setempat," ucap Jazuli.

Jazuli mendesak pemerintah Indonesia mengevaluasi Maktab atas pelayanannya yang buruk. Dia juga meminta pemerintah Indonesia untuk siaga menempatkan petugasnya di Rumah Sakit sekitar Mina dan Muzdalifa, terutama pada tanggal 9,10,11,12, dan 13 Zulhijah.

"Ini untuk antisipasi jamaah yang sakit dan memudahkan koordinasi," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, Kementerian Agama harus membuat posko-posko penerangan di jalur dari tenda-tenda Indonesia menuju tempat lempar jumrah. Pasalnya, banyak sekali jamaah yang tersesat. Mereka tidak tahu jalur pulang.

Jazuli juga mengimbau agar petugas kloter bertanggungjawab pada seluruh jamaah di kloter tersebut. Selain itu, jamaah haji harus mengikuti aturan lapangan mengenai waktu melempar jumrah, karena waktu masing-masing negara sudah diatur dan ditentukan.

Insiden saling desak dan jatuh terinjak melanda jemaah haji di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9), mengakibatkan sedikitnya 717 orang meninggal dan 863 terluka. Di antara yang meninggal, ada 3 warga Indonesia. (baca: Korban Tewas dalam Musibah di Mina Kini Capai 717 Orang)

Insiden terjadi pukul 07.30 waktu setempat atau 11.30 WIB saat dua kelompok besar jemaah datang bersamaan di perempatan di Jalan 204, Mina, 5 kilometer dari Mekkah.

Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi mengatakan, insiden terjadi di persimpangan Jalan 204 dan Jalan 223. Persimpangan itu merupakan salah satu tempat yang bisa dilalui jemaah untuk melempar jumrah. (baca: Ini Identitas Resmi WNI yang Jadi Korban Tewas dalam Musibah di Mina)

Di lokasi menuju tiga tempat melempar jumrah, telah dibangun jembatan tingkat lima untuk meningkatkan keselamatan jemaah, yang disebut Jembatan Jamarat. Namun, menurut petugas kesehatan yang dikutip kantor berita AFP, insiden berlangsung di luar Jembatan Jamarat.

Pagi itu, sekumpulan jemaah yang akan meninggalkan area tersebut bertabrakan dengan jemaah lain yang bergerak ke arah berlawanan atau menuju area tenda. Selain tempat melempar jumrah, Mina juga lokasi berdirinya lebih dari 160.000 tenda tempat jemaah bermalam.

Otoritas Arab Saudi mengatakan, tiba-tiba terjadi peningkatan jumlah jemaah menuju tempat melempar jumrah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Nasional
Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai 'Back Up' PDN Kominfo di Batam

Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai "Back Up" PDN Kominfo di Batam

Nasional
Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com