"Mereka akan dipindahkan ke RS Arafah untuk sekalian wukuf di sana," kata Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Thafsin Alfarizi, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (22/9/2015).
Ia mengatakan, pemindahan anggota jemaah korban crane mendapat fasilitas untuk lebih awal diberangkatkan ke Arafah karena Raja Salman meminta korban luka akibat musibah crane roboh di Masjidil Haram didahulukan berada di tempat wukuf tersebut.
Setelah wukuf, kata dia, mereka akan dikembalikan ke rumah sakit tempat masing-masing dirawat. Namun, lanjut dia, tidak tertutup kemungkinan bila kondisi mereka membaik akan dikembalikan ke kloter atau Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
Menurut Thafsin, anggota jemaah Indonesia yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi sebagian mengalami patah tulang dan ada yang dioperasi kepalanya akibat benturan.
Sembilan orang tersebut dirawat di Rumah Sakit Al-Noor (Murodi Yahya dari embarkasi Surabaya, Zulfitri Zaini bt Zaini dari embarkasi Padang, dan Subandi bin Ahmad Sarbini dari embarkasi Makassar) dan Rumah Sakit Zaher (Isnainy Fadjriyah binti Abdul dari embarkasi Surabaya dan Trimurti Ali binti SD Said Abbas dari embarkasi Padang).
Sementara itu, empat lainnya dirawat di Rumah Sakit King Faisal Syisyah (Yanto Sugiyanto Subandi dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Rubiah Muhammad dari embarkasi Batam, dan Iriani Widia Rahmad dari embarkasi Medan) serta Rumah Sakit King Abdullah (Zalniwarti binti Munaf dari embarkasi Padang).
Lebih jauh, ia mengatakan, selain kesembilan korban crane tersebut, ada sekitar 60 anggota jemaah Indonesia yang juga dirawat di berbagai rumah sakit Pemerintah Arab Saudi (RSAS).
"Ada 69 anggota jemaah Indonesia yang dirawat RSAS dan 40 anggota jemaah dirawat di BPHI. Anggota jemaah yang dirawat rata-rata mengalami keluhan penyakit seperti hipertensi, stroke, sakit jantung, dan diabetes," kata Thafsin.
Thafsin juga mengimbau, saat menjalankan puncak ibadah haji, anggota jemaah Indonesia diharapkan banyak minum air putih, mengonsumsi kurma, dan memakai masker.
"Suhu panas ini berpotensi menimbulkan heatstroke," ujarnya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar selama berada di Mina, anggota jemaah sebaiknya menghindari pakaian tebal dan sering terpapar matahari.
"Selain itu, saat melempar jumrah, sebaiknya tidak dilaksanakan pada siang hari karena cuaca cukup panas. Sebaiknya melempar jumrah dilakukan pada malam hari," ujar Thafsin.
Pihaknya mengerahkan sekitar 1.600 tenaga kesehatan, baik yang tersebar di kloter maupun non-kloter yang siap melayani keluhan kesehatan anggota jemaah haji Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.