Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau yang Panjang

Kompas.com - 12/09/2015, 07:42 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
--Ada kata-kata menarik dari sebuah cerita yang pernah saya baca ketika remaja berjudul "Kemarau", yang saya lupa siapa penulisnya. Diceritakan di buku tersebut bahwa kemarau sedang melanda sebuah wilayah. Tanah kering, air sungai dan sumber mata air juga mengering. Lantaran situasi inillah, membuat sebagian warga mulai resah, terlebih mereka yang memiliki sawah. Diawali dengan rebutan air, yang kemudian memuncak jadi pertengkaran yang berujung dengan perkelahian. Manusia menjadi beringas dan sulit memaafkan pihak lain. Oleh karena itulah, sang penulis justru lebih mengkhawatirkan "kemarau" di hati para penduduk ketimbang kemarau yang mengakibatkan keringnya sumber mata air.

Ini kali, musim kemarau di Indonesia nampaknya akan berlangsung lebih lama daripada tahun sebelumnya, akibat faktor El Nino yang membuat awal musim hujan menjadi mundur.

Tak heran jika sejumlah wilayah, terutama di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami krisis air atau kekeringan berkepanjangan.

Maklumlah, wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.

Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia adalah El Nino dan La Nina, Dipole Mode, Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ), Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan fenomena El Nino diprediksi menguat mulai Agustus hingga Desember 2015.

Tren penguatan El Nino 2015 ini ditunjukkan oleh kenaikan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dari 1,6 pada Juni menjadi 2,2 pada Desember 2015.

Panjangnya musim kemarau di berbagai tempat di Indonesia, terutama si sebelah selatan khatulistiwa diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang kini telah mencapai level sedang.

Menurut Andi, daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino 2015 meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Jawa, Sulsel, Lampung, Bali, NTB, dan NTT telah mengalami hari tanpa hujan berturut-turut yang sangat panjang. Andi mengatakan wilayah-wilayah tersebut sudah kering sejak Mei 2015 sesuai dengan pantauan Peta Pemantauan Hari Tanpa Hujan milik BMKG. (Baca juga: Kekeringan Landa Delapan Provinsi di Indonesia)

NTB dan NTT telah memasuki musim kemarau sejak Maret 2015 dan diprediksi berlangsung hingga November 2015. Sementara Jawa memasuki musim kemarau sejak April 2015 dan diprediksi berlangsung hingga Oktober 2015.

Sementara Jakarta sebagai kota berpenduduk terbesar di Indonesia juga termasuk dalam kota yang tidak terbebas dari krisis air dengan kebutuhan air baku sekitar 26.200 liter per detik (ldp) untuk digunakan oleh sekitar 10 juta penduduknya.

Jakarta hanya mampu menyediakan sekitar 19.000 ldp yang berasal dari Waduk Jatiluhur sebanyak 81 persen, PDAM Tangerang sebanyak 15 persen dan sungai-sungai di Jakarta sebanyak 4 persen.

Namun demikian, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya mengatakan pasokan air baku di Ibu Kota tercukupi hingga puncak musim kemarau yang diperkirakan Oktober mendatang.

"Dari pihak Waduk Jatiluhur mengonfirmasi bahwa persediaan air hingga akhir tahun masih bisa tertangani, mengingat 81 persen pasokan di Jakarta dari sana (Waduk Jatilihur)," ucap Direktur Utama PDAM Jaya Erlan Hidayat saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (11/9).

Saat ini tingkat produksi air di Waduk Jatiluhur didistribusikan oleh dua operator air bersih PDAM Jaya mencapai 9.000 lpd oleh PT Aetra Air Jakarta dan 6.000 oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

Membuka keran setengah saja

Apa boleh buat, penghematan air memang menjadi salah satu cara sebagai langkah mitigasi pencegahan bencana kekeringan pada musim kemarau panjang seperti tahun ini.

Sebab, hanya dengan cara itulah yang bisa dilakukan oleh semua orang. "Konservasi air bisa menjadi pencegahan krisis air karena dapat dilakukan oleh semua masyarakat, salah satunya dengan mengontrol penggunaan air," ujar Manajer Kampanye Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Edo Rakhman.

Edo mengatakan penggunaan air tanah oleh seluruh lapisan masyarakat baik di perumahan maupun gedung bertingkat harus dikelola secara bijak dengan tidak memakainya secara besar-besaran.

Penghematan air juga bisa dilakukan dengan cara sederhana, salah satunya tidak membuka keran secara maksimal seperti yang dikampanyekan oleh Komunitas Ranting Hijau dari Universitas Indonesia.

Masyarakat dianjurkan membuka keran air setengah saja saat berwudhu karena berpotensi menghemat rata-rata 2.500 liter air dalam sehari.

Guna menghindari krisis air saat musim kemarau, masyarakat juga bisa menyimpan air dalam jumlah besar di pekarangan rumah dan membuat sumur biopori sendiri.

"Setiap rumah memang seharusnya punya sumur biopori sendiri sebagai antisipasi banjir ketika musim hujan dan krisis air pada musim kemarau," kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara.

Sumur biopori yang dibuat dengan menciptakan pori-pori dalam tanah mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya penggenangan semakin kecil dan air dapat menjaga kelembaban tanah, bahkan pada musim kemarau.

Program sumur resapan di sekolah ini selain sebagai waduk kecil penampung air dalam tanah, juga sebagai kampanye pelestarian air sejak dini oleh para siswa.

Jika seluruh sekolah menjalankan program ini, Jakarta bisa memanen sekitar 3,2 juta meter3. Pada tahap selanjutnya, kantor pemerintah juga akan membuat sumur resapan.

Masyarakat dan pemerintah memiliki perannya masing-masing untuk memelihara dan menjaga air sebagai antisipasi mengatasi kekeringan.

Namun, segala jenis tindakan konservasi tersebut perlu dimulai dengan kesadaran yang harus dibangun akan pentingnya setetes air di musim kemarau.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2024 di Senayan

Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2024 di Senayan

Nasional
Prabowo Akan Upacara HUT ke-79 RI di IKN Bareng Jokowi

Prabowo Akan Upacara HUT ke-79 RI di IKN Bareng Jokowi

Nasional
Bertemu Jokowi, Pimpinan MPR Laporkan Rencana Amendemen 1945

Bertemu Jokowi, Pimpinan MPR Laporkan Rencana Amendemen 1945

Nasional
Kemkominfo Minta Pelaku Usaha Lapor Jika Terdampak Pemutusan Internet ke Kamboja dan Filipina

Kemkominfo Minta Pelaku Usaha Lapor Jika Terdampak Pemutusan Internet ke Kamboja dan Filipina

Nasional
Bertemu Pimpinan MPR, Jokowi Minta Sidang Tahunan MPR 2024 Digelar Seperti Biasa

Bertemu Pimpinan MPR, Jokowi Minta Sidang Tahunan MPR 2024 Digelar Seperti Biasa

Nasional
Menkominfo: Target Pemulihan Penuh Layanan PDNS Pertengahan Agustus 2024

Menkominfo: Target Pemulihan Penuh Layanan PDNS Pertengahan Agustus 2024

Nasional
Hutama Karya Alokasikan 70 Persen Lahan di Rest Area Jalan Tol Trans Sumatera untuk UMKM

Hutama Karya Alokasikan 70 Persen Lahan di Rest Area Jalan Tol Trans Sumatera untuk UMKM

Nasional
SYL Siap Hadapi Sidang Tuntutan, Keluarga Saksikan Lewat TV

SYL Siap Hadapi Sidang Tuntutan, Keluarga Saksikan Lewat TV

Nasional
MKD Dinilai Bebani DPR Periode Mendatang Jika Tak Menindak Anggota Dewan Pemain Judi Online

MKD Dinilai Bebani DPR Periode Mendatang Jika Tak Menindak Anggota Dewan Pemain Judi Online

Nasional
Belajar dari 2020, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan ASN Tak Berpihak pada Pilkada 2024

Belajar dari 2020, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan ASN Tak Berpihak pada Pilkada 2024

Nasional
Kejagung Bakal Tuntut Pelaku Judi Online dengan Hukuman Maksimal

Kejagung Bakal Tuntut Pelaku Judi Online dengan Hukuman Maksimal

Nasional
MKD Didesak Pecat 82 Anggota DPR yang Main Judi 'Online'

MKD Didesak Pecat 82 Anggota DPR yang Main Judi "Online"

Nasional
Menakar Peluang Kerja Sama PKB dan PDI-P pada Pilkada Jakarta, Terbentuk Poros Ketiga?

Menakar Peluang Kerja Sama PKB dan PDI-P pada Pilkada Jakarta, Terbentuk Poros Ketiga?

Nasional
PSU 863 TPS di Gorontalo, KPU Klaim Ribuan KPPS Telah Direkrut dalam 5 hari

PSU 863 TPS di Gorontalo, KPU Klaim Ribuan KPPS Telah Direkrut dalam 5 hari

Nasional
KPU Sebut 5 Parpol Kurang Caleg Perempuan Sudah Perbaiki Daftar Calon untuk PSU Gorontalo

KPU Sebut 5 Parpol Kurang Caleg Perempuan Sudah Perbaiki Daftar Calon untuk PSU Gorontalo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com