Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Sebut El Nino Perparah Kebakaran Hutan di Indonesia

Kompas.com - 10/09/2015, 17:47 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Junjung Tambunan, menyebutkan, fenomena El Nino yang menyerang wilayah Indonesia sampai November 2015 merupakan salah satu faktor yang semakin memperparah kebakaran hutan saat ini.

Menurut dia, fenomena El Nino tersebut semakin menimbulkan berbagai macam dampak yang signifikan dalam kebakaran hutan tahun ini.

"Dampak dari El Nino yang terjadi di Indonesia membuat resapan air itu terangkat semua. Jadi, yang tadinya hanya berdampak pada ketersediaan air bersih kini juga berdampak pada kebakaran lahan. Titik persebarannya semakin meluas dan tinggi. Ini berpengaruh juga ke panen dan pertanian karena waduk untuk pengairan menjadi kering," ujar Junjung saat konferensi pers di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (10/9/2015).

Junjung menyebutkan, ada enam provinsi yang berpotensi mengalami kebakaran hutan akibat El Nino. Adapun enam provinsi itu adalah Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. "Ini semua kami konsentrasikan untuk bergerak secara terkoordinasi, dan kami optimalkan (dukungan bantuan)," kata dia.

Junjung mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai macam lembaga terkait, seperti pemerintah daerah, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Pekerjaan Umum, dalam menangani dampak kebakaran hutan tersebut.

Selain itu, BNPB juga telah menjalin kerja sama dengan TNI, Polri, dan para relawan dalam melakukan penindakan langsung dalam pemadaman titik-titik api. BNPB juga melakukan penanggulangan bencana terhadap masyarakat setempat yang terkena dampak dari kebakaran hutan.

"Kami sedang melakukan penanganan; selain menangani kebakaran, juga menanggulangi para penduduk sekitar yang terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), serta penanganan lain agar aktivitas masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial, tidak terganggu lagi," kata dia.

Selain itu, kata Junjung, BNPB juga akan melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga hukum terkait dengan penyelidikan pembakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

"Yang paling banyak kami temui itu perorangan. Berdasarkan pengembangan penyelidikan yang kami lakukan, ternyata perorangan itu merujuk ke kelompok tertentu yang tersebar. Ada juga indikasi korporat. Nah, ini tergantung pengembangan di lapangan ke depannya," ucapnya.

BNPB saat ini sudah menempatkan pesawat water bombing dan modifikasi cuaca di beberapa titik, seperti Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan Barat. BNPB juga melakukan koordinasi terkait penambahan pesawat water bombing, modifikasi cuaca, dan personel TNI ke sejumlah titik, setelah TNI mengerahkan 1.050 personel ke Sumatera Selatan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan di daerah tersebut. (Baca: Sebanyak 1.050 Personel TNI Dikirim ke Sumsel Bantu Pemadaman Kebakaran Hutan)

"Semua sudah di lapangan, baik itu peralatan, kelengkapan, perencanaan, maupun personel. Bahkan, kekuatan kami geser dari Jakarta untuk dibawa, termasuk peralatan-peralatan yang berorientasi udara, seperti pesawat water bombing dan modifikasi cuaca," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com