Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panglima" Domba di Kantor Presiden

Kompas.com - 06/09/2015, 15:00 WIB

KOMPAS - Banyak pihak tidak menduga, Teten Masduki (52), sosok yang dikenal sebagai aktivis anti korupsi-karena lama menjadi koordinator badan pengurus Indonesia Corruption Watch (ICW)-dipilih Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Kepresidenan di Kantor Staf Presiden.

Sebelumnya muncul nama-nama pengganti Jenderal (Purn) Luhut B Pandjaitan, seperti Letjen TNI (Purn) Johny Lumintang, Letjen TNI (Purn) Fachrul Rozi, mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, serta Kepala Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih.

Namun, akhirnya mantan anggota Tim Sukses Jokowi-JK ini dipilih dan dilantik mendadak Rabu (2/9) di Istana Jakarta. Kini, Teten berkantor di lantai dua Gedung Binagraha, kompleks Istana, tempat mantan Presiden Soeharto berkantor.

Sebelumnya, Selasa (1/9) malam, seusai mendampingi Jokowi bertemu Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde, Teten melewati malam seperti biasa. Tak ada perintah dan pembicaraan khusus soal pelantikan sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Malam itu Teten ngeteh dengan Presiden di Istana, membicarakan hal-hal ringan hingga agak berat. Pagi harinya, Teten masih belum mendapatkan penjelasan.

Sekitar pukul 08.30, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menginformasikan, pukul 09.00 Presiden akan melantiknya sebagai pengganti Luhut. Dia kaget. Teten sempat bertanya mengapa tak ada kesempatan meminta kesediaannya dulu. Pratikno membujuk bahwa ini tugas.

"Siapkan jas dan peci," kata Teten menirukan Pratikno.

Seusai serah terima jabatan (sertijab), saat berada di Istana Negara, Pratikno meledek. Hari itu Teten untuk pertama kali mengenakan emblem logam berlambang garuda, yang biasa dikenakan pejabat setingkat menteri.

"Dapat dari mana ini, Mas," kata Pratikno.

Teten sadar keberadaannya di Kantor Staf Presiden tidak dari awal pembentukan lembaga itu. Kondisinya berbeda ketika Presiden menunjuk Luhut menduduki posisi tersebut. Saat sertijab, Teten menyebut Luhut yang membangun lembaga itu dari awal.

"Ibarat kendaraan, saya tinggal memakai saja," katanya.

Saat sertijab, Teten tak banyak memberi pernyataan. Dia mengharap bantuan semua pejabat dan karyawan di Kantor Staf Presiden bekerja bersama.

"Saya butuh dukungan teman- teman bukan untuk saya, tetapi untuk Presiden, dan Presiden bekerja untuk rakyat," paparnya.

Sertijab pada Kamis pagi itu berlangsung sederhana. Lima deputi di Kantor Staf Presiden hadir. Luhut lebih dulu menyampaikan kata-kata perpisahan. Perasaannya campur aduk. Luhut menyebut, dia bekerja dari nol ketika lembaga itu belum ada. Banyak yang sudah dilakukan menyinergikan kerja kementerian dan lembaga negara.

Luhut memuji kantornya yang diisi orang-orang hebat. Ibarat menemukan prajurit-prajurit andal mirip ketika Luhut mengemban Asisten Operasi Kopassus. Kantor itu dapat berjalan dengan baik dan coba mengatasi berbagai sumbatan proyek. Luhut berharap Teten memanfaatkan keunggulan tim Kantor Staf Presiden sebaik-baiknya.

Teten menyanggupi dan akan memanfaatkannya. Namun, Teten juga tahu ada perbedaan latar belakang dengan Luhut.

"Beliau jenderal panglima, tetapi saya juga punya julukan, 'panglima' domba," tuturnya disambut tawa.

Pernyataan Teten bukan bercanda. Pria lulusan Jurusan Ilmu Kimia Fakultas Matematika IPA, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, itu memang dekat dengan dunia domba. Bertahun-tahun dia memelihara domba, yang pemeliharaannya diserahkan kepada peternak.

"Dulu pernah punya 500 domba, sekarang berkurang. Tetapi masih pelihara," kata Teten.

Soal domba, cerita Teten bisa dirujuk ke Teten Masduki; Panglima Domba Melawan Korupsi. Buku karya Ahmad Arif dan Ilham Khoiri, wartawan Kompas, ini menyebutkan, Teten memelihara 150 indukan domba yang dititip kepada 50 kelompok tani di Cibinong, Ciawi, dan Cianjur dengan sistem pembagian 40 persen kepada pemilik domba, 10 persen kelompok, 50 persen petani penggaduh.

Dombanya juga dipakai untuk menggalang dana pembangunan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Lantaran akrab dengan dunia domba, rekan-rekannya menjuluki "panglima legiun" domba.

Kini, Teten memimpin orang- orang yang disebut Luhut sebagai prajurit pilihan. Selamat bertugas Kang Teten. (NDY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 September 2015, di halaman 2 dengan judul ""Panglima" Domba di Kantor Presiden".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com