Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Waseso Dirotasi, Istana Sebut Kejahatan Narkoba Jauh Lebih Besar daripada Korupsi

Kompas.com - 04/09/2015, 14:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggeser Komjen Budi Waseso dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut Pramono, Budi dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam memberantas narkoba.

"Presiden memang mempunyai diskresi untuk pertimbangan dan sebagainya," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/9/2015) siang.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menuturkan, Presiden saat ini menaruh perhatian besar pada persoalan narkoba. Dalam konteks itu, rotasi pergantian itu dianggap hal yang biasa.

"Apalagi Pak Buwas tegas dan sudah terbukti mempunyai kecakapan, keberanian, kepemimpinan yang cukup untuk pemberantasan narkoba. Kejahatan narkoba jauh lebih besar daripada persoalan korupsi," ucap Pramono. (Baca: Budi Waseso: Namanya Pak Buwas, Ya Tetap Buas...)

Presiden Jokowi sudah mengeluarkan surat keputusan presiden soal pemberhentian Budi Waseso sebagai Kabareskrim dan mengangkatnya menjadi Kepala BNN. Posisi Budi Waseso diganti oleh Komjen Anang Iskandar yang sebelumnya memimpin BNN.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti juga menganggap Budi Waseso telah memiliki pengalaman yang cukup dalam upaya pemberantasan narkoba. Terlebih lagi, narkoba saat ini menjadi prioritas pemerintah.

Sementara itu, terkait alasan penunjukan Anang, Kapolri tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya mengungkapkan bahwa Wanjakti Polri menyerahkan dua calon Kabareskrim kepada Presiden Jokowi. Jokowi memilih Anang. (Baca: Kapolri: Kami Ajukan Dua Calon Kabareskrim, Presiden Pilih Pak Anang)

"Diupayakan pekan depan (sertijab) dilakukan," kata Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com