Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alun-alun Demokrasi DPR Bisa Tampung 10.000 Pendemo

Kompas.com - 02/09/2015, 10:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek alun-alun demokrasi di Kompleks Parlemen Senayan, yang menjadi salah satu dari tujuh proyek pembangunan DPR, akan dirancang hingga dapat memuat 10.000 orang pengunjuk rasa dan 100 bus. Hal itu tertuang dalam dokumen laporan Rancangan Rencana Strategis DPR 2014-2019.

Dalam halaman 51 dokumen renstra tersebut, dijelaskan bahwa Anggota DPR RI merupakan representasi dari masyarakat sehingga masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. (baca: Perpustakaan Baru DPR Dirancang Bisa Memuat Sejuta Buku)

Karena itu, kompleks DPR RI perlu mengakomodasi kebutuhan akan tersedianya fasilitas bagi masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya secara langsung tanpa menimbulkan dampak negatif yang berlebih seperti kemacetan dan kerusuhan. (baca: 10.000 Koleksi Bisa Dipajang di Museum DPR)

"Pembangunan alun-alun demokrasi dapat menjadi salah satu tempat untuk menampung aktivitas tersebut dengan memperhatikan lokasi yang memiliki latar ikon gedung DPR RI yang mampu memuat 10.000 demonstran dan 100 bus, terbuka, tidak mengganggu lalu lintas, tersedia panggung orasi, tidak mengganggu kerja anggota DPR RI, dan aman," demikian tertulis dalam dokumen tersebut.

Proyek pembangunan alun-alun demokrasi ini sudah diresmikan oleh pimpinan DPR pada Kamis (21/5/2015). Alun-alun ini nantinya akan dibangun di sisi kiri Kompleks Parlemen, yang saat ini dijadikan sebagai Taman Rusa, lapangan futsal, dan tempat parkir kendaraan.

Menurut Ketua Tim Implementasi dan Reformasi Parlemen Fahri Hamzah, alun-alun nantinya akan dibangun diatas 20 hektar lahan. (Baca: DPR Resmikan Pembangunan Alun-alun Demokrasi)

Secara terpisah, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi, alun-alun ini tidak akan terpakai seperti yang telah direncanakan oleh DPR. Sebab, para pengunjuk rasa belum tentu mau menyampaikan aspirasinya di dalam Gedung. Mereka akan lebih memilih berdemo di depan pagar DPR, yang lebih dekat dengan jalan raya.

"Orang berdemonstrasi itu kan ingin didengarkan, ingin kelihatan oleh orang banyak. Mana mau berdemo di alun-alun begitu," ucap Hendri.

Selain Alun-alun demokrasi, DPR juga berencana membangun gedung untuk ruang kerja anggota, perpustakaan, jalan akses bagi tamu ke Gedung DPR, visitor center, pembangunan ruang pusat kajian legislasi, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota DPR. (baca: Dalam Rapat Paripurna, Tak Ada Anggota yang Protes soal 7 Proyek DPR)

Anggaran untuk proyek tersebut mencapai Rp 2,7 triliun, yang akan dibiayai secara multiyears atau tahun jamak. (Baca: Ketua Banggar: 7 Proyek DPR Butuh Anggaran Rp 2,7 Triliun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com