Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ajak Tukang Ojek dan Sopir Angkot Makan Bareng di Istana

Kompas.com - 01/09/2015, 13:25 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah tukang ojek dan sopir angkutan umum untuk menikmati makan siang bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). Agenda ini digelar sebagai bentuk kepedulian dan mewujudkan Istana Kepresidenan yang lebih terbuka untuk masyarakat.

"Bapak Presiden ingin Istana ini jadi istana rakyat," kata anggota Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, di Istana Merdeka.

Perwakilan sopir angkutan umum yang diundang makan siang di Istana siang ini berasal dari sopir atau kondektur kopaja, metromini, dan taksi. Beberapa tukang ojek pangkalan dan ojek berbasis aplikasi juga diundang dan hadir dalam acara ini.

Presiden Jokowi mengaku baru meminta protokoler Istana untuk mengundang pengemudi atau kondektur angkutan umum pada Senin (31/8/2015) malam. Ide acara ini diakui Jokowi muncul karena masukan masyarakat ketika dirinya blusukan beberapa hari lalu.

"Kapan diundangnya? Semalam. Soalnya saya baru ngomong kemarin siang," ujar Jokowi.

Syarifudin, kondektur kopaja 602 jurusan Ragunan-Senen, mengaku dirinya meninggalkan tugas setelah diajak makan siang bersama Presiden di Istana. Syarifudin tidak pernah menyangka dapat makan bersama Presiden di Istana.

"Saya bangga karena enggak pernah duga," ucap Syarifudin.

Dalam kesempatan yang sama, pengemudi kopaja P20 Senen-Lebak Bulus, Sudarto, juga merasa senang mendapat kesempatan makan siang bersama Presiden. Ia berharap memiliki kesempatan untuk berdialog terkait angkutan umum dan program pemerintah, khususnya di DKI Jakarta.

"Mudah-mudahan Kopaja dirangkul semua untuk memperbantukan Transjakarta yang kekurangan armada," kata Sudarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com