JAKARTA, KOMPAS.com — Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Hendardji Supandji, menyatakan bakal menjaga independensinya jika terpilih menjadi komisioner KPK. Ia berjanji tidak akan tebang pilih dalam memberantas korupsi, meski kasus tersebut terjadi di internal TNI yang pernah menjadi tempatnya mengabdi.
"Keadilan harus ditegakkan meski langit akan runtuh," kata Hendardji saat menjawab pertanyaan Pansel KPK mengenai komitmen pemberantasan korupsi di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Hendardji menegaskan, setelah pensiun dari TNI AD, dirinya kembali menjadi masyarakat sipil. Ia menjamin tidak akan ada lagi komando, meski itu berasal dari panglima TNI. (Baca: Ini Penjelasan Capim KPK Hendardji soal Harta Rp 32 Miliar)
Hendardji memberi contoh mengenai integritasnya terhadap pemberantasan korupsi ketika menolak pemberian suap pada 1997. Saat itu, suap yang ditawarkan kepadanya berkaitan dengan penyelesaian masalah perjudian.
"Ada yang menawari, tetapi saya tolak. Saya tangkap 500 orang, ada cukong menawari Rp 100 juta untuk tiap penangkapan," ungkapnya.
Jika terpilih menjadi pimpinan KPK, Hendardji berniat meningkatkan konsolidasi internal. Selain itu, ia ingin memperbaiki pola komunikasi KPK dengan Polri dan Kejaksaan Agung terkait penyelesaian masalah korupsi.
"Saya ingin perbaiki komunikasinya, harus egaliter. Saya melihat, komunikasi yang baik itu belum terjalin," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.