Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Capim KPK Hendardji soal Harta Rp 32 Miliar

Kompas.com - 25/08/2015, 11:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau capim KPK, Hendardji Supandji, diminta oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK untuk menjelaskan asal-usul harta kekayaannya yang mencapai Rp 32 miliar. Hal itu diminta saat Hendardji mengikuti wawancara tahap akhir di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Hendardji menjamin harta kekayaannya itu diperoleh dengan cara yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hendardji menjelaskan, harta kekayaannya itu merupakan gabungan kekayaan dia dengan istrinya.

Sebagian dari harta itu merupakan hasil kerjanya di TNI selama 36 tahun dan menjadi pemimpin perusahaan swasta sejak pensiun sekitar tahun 2012. Sebagian lagi harta istrinya yang sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal di Kementerian Kesehatan.

"Wajar, itu harta kami, saya berdua dengan istri saya. (Istri saya) terakhir sebagai sekjen Kemenkes," kata Hendardji.

Ia mengaku bisa banyak menabung ketika menjabat sebagai Aspam KSAD. Dalam jabatan itu, setidaknya ia bertugas ke luar negeri dalam dua bulan sekali untuk bertemu 40 atase pertahanan secara bergantian.

"Kunjungan ke luar negeri ini tentunya dengan dollar. Semuanya dibiayai Angkatan Darat, dan tercatat dalam tugas kami di Mabes TNI AD," ujarnya.

Selain soal harta dalam bentuk rupiah, Pansel KPK juga berusaha mengonfirmasi harta kekayaan Hendardji senilai 406.000 dollar AS. Saat ditanya wartawan mengenai nominal dollar AS tersebut, Hendardji mengaku tidak ingat angka pastinya.

"Tabungan dollar saya lupa (angka) pastinya, tetapi tercatat dalam LHKPN di KPK," kata dia.

Hendardji mengatakan, semua harta kekayaannya telah ia cantumkan dalam LHKPN, termasuk sejumlah rumah, empat mobil, dan satu sepeda motor besar. Ia mengaku melaporkan LHKPN pada tahun 2002, 2006, 2008, 2010, dan 2012.

"Nilainya tentu bertambah karena ada juga penambahan NJOP harga rumah. Kalau saya terpilih sebagai pimpinan KPK, saya akan buat LHKPN," ujarnya.

Pansel KPK juga sempat mengklarifikasi laporan masyarakat terkait motor besar milik Hendardji yang pembayaran pajaknya disebut bermasalah. Hendardji menjawab, pajak motor besarnya selalu dibayar, meski BPKB motor tersebut hilang sejak tahun 2010, dan pergantiannya baru selesai pada 2014.

Selain itu, Hendardji juga memastikan tidak pernah menggunakan pengaruhnya sebagai purnawirawan TNI untuk menguntungkan perusahaan tertentu. Ia ingin membuat KPK lebih kuat jika nantinya terpilih sebagai komisioner.

"Korupsi sekarang makin melebar dan mendalam. Kita harus lakukan perubahan strategi, pencegahan, penindakan, dan penguatan lembaga agar lembaga ini bisa menangani kasus-kasus besar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com