Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Dekati 14.000, Wapres Ingatkan Kurangi Pemakaian Dollar AS

Kompas.com - 21/08/2015, 20:13 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang mendekati Rp 14.000 merupakan gejala dunia. Indonesia, menurutnya, bukan satu-satunya negara yang mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Malaysia bahkan mengalami kondisi yang lebih parah dari Indonesia.

"Ini sekali lagi gejala dunia karena China. Malaysia lebih hebat lagi turunnya, minyak turun, saham turun, maka terjadi pelemahan-pelemahan mata uang akibat ekonomi turun. Artinya rupiah yang turun itu dengan dollar, berarti dollar menguat, orang banyak lari, ekonomi di Asia itu menurun, banyak orang keluar dari Asia di Amerika," tutur Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Untuk menghadapi dollar AS yang semakin perkasa, Pemerintah terus mengupayakan pengurangan pemakaian dollar. Bank Indonesia diminta mengatur secara ketat pemakaian dollar AS di dalam negeri. Di samping itu, lanjut Kalla, pemerintah akan berupaya mengurangi impor.

"Kemudian diusahakan ekspor tetapi tidak mudah. Karena itu produksi dalam negeri-lah harus naik. Sempit yang bisa dibuat, tetapi harus dibuat," ucap Kalla.

Rupiah makin loyo

Hari ini saja, nilai tukar mata uang garuda itu terhadap dollar AS mendekati level psikologis 14.000. Data Bloomberg pada pukul 11.45 WIB menunjukkan, mata uang Garuda anjlok ke posisi 13.963 per dollar AS, dibandingkan penutupan kemarin pada level 13.885.

Bank Indonesia (BI) mengatakan, penyebab pelemahan rupiah masih sama yaitu karena tekanan ekonomi global. Namun, BI melihat adanya ketidakpastian baru yang diciptakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Fed lantaran dinilai ragu menaikkan suku bunga. Selain karena kembali adanya ketidakpastian di pasar akibat pernyataan The Fed, BI mengatakan pelemahan rupiah juga masih dipengaruhi keputusan China yang mendevaluasi yuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com