Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Jokowi Ingin Menteri yang Berpengalaman Hadapi Krisis

Kompas.com - 12/08/2015, 16:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pergantian terhadap lima menteri dan sekretaris kabinet. Pergantian itu dilakukan lebih karena faktor antisipasi menghadapi krisis.

Jokowi, menurut Teten, membutuhkan sosok menteri yang berpengalaman dalam menghadapi krisis.

"Presiden pertimbangkan aspek profesionalitas, integritas. Aspek yang lain yang khusus dalam respons peristiwa terakhir, terutama masalah ekonomi, yang punya pengalaman menangani krisis," ujar Teten di Istana Kepresidenan, Rabu (12/8/2015).

Dari enam menteri yang dilantik Presiden Jokowi, sebagian nama menteri itu merupakan tokoh senior, terutama di bidang ekonomi, misalnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.

Darmin merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2010-2013. Pria kelahiran Tapanuli, 21 Desember 1948, itu juga memiliki karier yang panjang di pemerintahan. Dia sempat menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak periode 2006-2009, Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan periode 2005-2006, serta Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, 2000-2005. (Baca: Menko Perekonomian Darmin Nasution, Kenyang 'Asam-Garam' Dunia Ekonomi)

Sementara Rizal Ramli juga pernah merasakan asam garam pemerintahan. Dia sempat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan pada periode Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid. Dia pun sempat menjadi Kepala Badan Urusan Logistik pada era krisis tahun 1998.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menuturkan, perombakan kabinet ini diharapkan bisa mempercepat laju kerja kabinet. "Presiden ingin pemerintahan ini efektif, efisien, kokoh, terkonsolidasi, semakin bergerak cepat, dan meluas dalam hadapi tantangan global," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com