Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Masa Depan Dunia di Sekitar Khatulistiwa

Kompas.com - 31/07/2015, 21:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masa depan dunia ada di sekitar garis khatulistiwa. Sebab, intensitas sinar matahari yang terus-menerus membuat produksi pangan, energi, dan air tetap melimpah di wilayah tersebut.

"Ini adalah anugerah dari Allah sehingga kalau manajemen tidak baik, bisa kita perbaiki pada saatnya nanti dan kita harus optimistis untuk bisa. Indonesia bisa menjadi pemasok pangan untuk dunia," kata Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Jumat (31/7/2015).

Menurut dia, banyak peluang dan kesempatan yang bisa dimasuki oleh petani di Indonesia. Terlebih lagi, saat ini tercatat konsumsi beras dunia mencapai 450 juta ton per tahun, singkong 450 juta ton per tahun, dan ikan 100 juta ton per tahun.

Oleh karena itu, ia menegaskan, peningkatan produksi pangan Indonesia harus mulai ditangani dengan serius. "Saya menggarisbawahi bahwa memang harus ada kerja sama antara pemerintah, Kementerian Pertanian, dengan HKTI," tuturnya.

Presiden yakin Indonesia bisa menjadi pemasok pangan dunia karena salah satunya, misalnya, di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang puluhan tahun kondisinya sama karena masalah air, padahal lahannya tersedia. (Baca: Jokowi Optimistis Indonesia Jadi Pemasok Pangan Dunia)

"Bagaimana mau menanam, airnya saja tidak ada. Oleh sebab itu, 49 waduk yang akan dibangun, tujuh di antaranya di NTT. Mulai tahun ini semuanya dibangun," ujarnya.

Ia menambahkan, jika sudah ada waduk, lahan perkebunan bisa ditanami. Selain itu, di Merauke, terdapat lahan subur seluas 4,6 juta hektar, tetapi pembangunan waduk sejak zaman Belanda tidak ditindaklanjuti.

"Waktu saya cek hasil produksi petani 5-6 ton per hektar, ada yang 8 ton per hektar, bayangkan kalau 4,6 juta hektar bisa ditanami dengan hasil 8 ton per hektar, maka dari satu kabupaten bisa 120 juta ton produksi," ujarnya.

Namun, ia menambahkan, perlu ada mekanisme pertanian karena luasnya lahan sehingga tidak bisa digarap secara tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com