Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MA: Diam-diam, Kami Sudah Panggil Sarpin

Kompas.com - 09/07/2015, 11:47 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali mengatakan, hingga saat ini, Pimpinan MA belum menerima salinan rekomendasi Komisi Yudisial mengenai sanksi bagi Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin Rizaldi. Namun, Hatta mengakui bahwa MA sudah memanggil Sarpin untuk dimintai keterangan.

"Dulu pun (Sarpin) sudah pernah kami panggil. Baru putus berapa hari langsung kami panggil, tapi kami diam-diam, kami tidak pernah mengekspose, karena kasihan orang ini diekspose kalau dia tidak salah," ujar Hatta, saat ditemui seusai bertemu Pimpinan MPR di Gedung MA, Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Hatta mengatakan, dalam pemeriksaan terhadap Sarpin, MA tidak menemukan adanya petunjuk bahwa ia melakukan penyalahgunaan wewenang saat memimpin sidang praperadilan bagi Komjen Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Hatta, dugaan pelanggaran yang dilakukan Sarpin semata-mata hanya karena masalah teknis. Hatta mengatakan, ada kemungkinan MA akan memanggil kembali Sarpin untuk memberikan keterangan. Namun, hingga saat ini Pimpinan MA belum juga menerima hasil rapat pleno KY yang berisi rekomendasi berupa pemberian sanksi skrosing selama 6 bulan bagi Sarpin.

"Nanti, setelah baca, baru kami mempelajari, menganalisa, apakah betul rekomendasi itu sudah tepat atau tidak. Kita tidak bisa memutuskan begitu saja. Kita harus lihat, dan disesuaikan dengan faktanya," kata Hatta.

Komisioner KY Imam Anshori Saleh sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa KY sudah mengirimkan hasil rapat pleno KY yang berisi rekomendasi sanksi bagi Sarpin. MA memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan menerima atau menolak rekomendasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com