"Kalau Bu Megawati (Ketua Umum PDIP) sudah memaafkan dan mendukung Sutiyoso jadi Kepalaa BIN, masak anak buahnya melawan," kata Agus, pada diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Sutiyoso merupakan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, parpol yang berkoalisi dengan PDI-P untuk mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden 2014. Pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala BIN sudah atas persetujuan seluruh parpol pendukung pemerintah.
Agus mengatakan, meski pun Sutiyoso dianggap bersalah dalam peristiwa 27 Juli, namun proses hukum yang dilalui tidak pernah menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tersangka. Sutiyoso, menurut Agus, hanya berstatus sebagai saksi dalam proses pengungkapan fakta selama 19 tahun belakangan ini.
Kasus ini hanya menyeret oknum berpangkat letnan kolonel dan orang sipil yang akhirnya divonis 9 bulan oleh pengadilan pada 2003 lalu. Pengamat intelejen dari Universitas Indonesia, Wawan Purwanto mengatakan, peristiwa pada 1996 lalu itu memang menyisakan duka bagi korban. Namun, yang paling penting saat ini, kata dia, korban sudah memaafkan Sutiyoso.
Selanjutnya, kata dia, bagaimana melihat pencalonan Kepala BIN ini dari kepentingan publik. Menurut dia, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kepala BIN yang baru. Dia meyakini, dengan pengalaman militer dan pengalaman sebagai Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
"Bang Yos orang cerdas yang mumpuni di bidang manajerial, terbukti mampu memimpin Jakarta selama dua periode," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.