Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso: Pilih Kepala BIN yang Tua tetapi Sehat, atau Muda tetapi Loyo?

Kompas.com - 13/06/2015, 18:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menanggapi kritik yang mempertanyakan usianya yang terlalu tua untuk dicalonkan sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Menurut Sutiyoso, layak atau tidaknya seseorang menduduki jabatan strategis negara harus dilihat dari kesiapan, pengalaman, dan hasil kerjanya.

Ia mencontohkan sekaligus membandingkan keadaannya itu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang telah memasuki usia 73 tahun.

"Pak JK lebih tua dari saya, tugasnya lebih berat dari saya, kok bisa?" ujar Sutiyoso sebelum memimpin Rapat Pleno Pertama 2015-2020 PKPI di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Sabtu (13/6/2015).

"Sekarang pilih tua tetapi sehat kayak aku, apa pilih muda tetapi loyo," ujar Sutiyoso yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta.

Seperti diberitakan, penunjukan Presiden Jokowi kepada Sutiyoso sebagai kepala BIN menuai kontroversi dari sejumlah anggota DPR, pengamat intelijen, hingga pegiat hak asasi manusia (HAM).

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, misalnya, menyatakan kebingungannya lantaran usia Sutiyoso yang sudah mencapai 70 tahun. Usia ini dianggap sudah sangat tua untuk mengemban tugas sebagai kepala BIN.

Meski berasal dari partai pendukung pemerintah Jokowi-JK, TB Hasanuddin tak serta-merta akan memudahkan Sutiyoso dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon kepala BIN di Komisi I DPR.

Terlebih lagi, menurut Hasanuddin, Sutiyoso saat menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya turut bertanggung jawab atas penyerangan kantor PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996. Hasanuddin pun mengaku akan mengklarifikasi peran Sutiyoso dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan "Kudatuli" itu. (Baca: Kepada Sutiyoso, TB Hasanuddin Akan Klarifikasi soal Penyerangan Kantor PDI-P)

(Abdul Qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com