Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejagung Ingin Ambil Alih Dua Kasus yang Diduga Libatkan Dahlan

Kompas.com - 11/06/2015, 16:54 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kejaksaan Agung berencana mengambil alih dua kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, yang kini ditangani di tingkat kejaksaan tinggi. Pengambilalihan kasus itu untuk mempermudah proses pemeriksaan terhadap mantan Menteri BUMN itu.

"Rencananya seperti itu. Lebih baik diambil alih oleh Kejagung semuanya. Penyidiknya gabungan dari Kejati DKI dan Jawa Timur," kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung Maruli Hutagalung di Kejagung, Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Dahlan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta atas kasus korupsi proyek pembangunan 21 gardu induk PT PLN di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Dahlan tidak memenuhi panggilan pemeriksaan hari ini. (Baca: Batal Diperiksa, Dahlan Iskan Beralasan Tak Didampingi Pengacara)

Kejagung juga tengah menyelidiki dugaan penyimpangan pengadaan 16 mobil listrik di tiga BUMN senilai Rp 32 miliar. Dahlan akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus itu.

Sementara itu, di Kejati Jawa Timur, Dahlan sedianya akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus hilangnya aset perusahaan daerah PT Panca Wira Usaha. Badan usaha milik daerah Pemprov Jawa Timur itu dipimpin Dahlan pada 1999-2009.

Dahlan juga absen dari panggilan penyidik Kejagung pada Rabu (10/6/2015), dan penyelidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Senin (8/6/2015). (Baca: Dahlan Tunjuk Yusril sebagai Kuasa Hukumnya)

Maruli mengatakan, Dahlan sebelumnya telah meminta agar pemeriksaan di Kejagung dijadwal ulang pada 17 Juni 2015. Namun, rupanya, Dahlan juga meminta penjadwalan ulang serupa kepada Kejati DKI dan Kejati Jawa Timur untuk hari yang sama, yakni pada 17 Juni 2015.

Ia menambahkan, dirinya akan berkoordinasi dengan Kejati DKI dan Kejati Jawa Timur untuk mengganti jadwal pemeriksaan tersebut.

"Takutnya, kalau bentrok begini, itu jadi alasan dia tidak datang. Pemeriksaan tidak jalan-jalan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com