Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2015, 16:14 WIB

Kerusuhan meletus lagi pada bulan Oktober. Akibatnya, 80 orang tewas, 20.000 orang terlantar, dan ribuan rumah dibakar.

Maka, seperti yang kita saksikan pada hari-hari belakangan ini, gelombang pengungsi dari Myanmar mencoba menepi ke berbagai negara. Sebagian ditolak, sebagian yang mujur diterima oleh warga sipil maupun negara yang berbaik hati kepada mereka, sebagian lainnya tetap meneruskan pelarian.

Maka pada hari-hari belakangan ini, kita menyaksikan lebih dari 600 pengungsi Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar mendarat di pantai Langsa, bagian timur Provinsi Aceh, pada Jumat (15/05) pagi WIB. Rombongan ini adalah yang kedua setelah rombongan pertama terdampar di perairan Aceh utara, Minggu (10/05) lalu. Sebagaimana dilaporkan jurnalis BBC di Aceh, Sri Lestari, rombongan kedua tersebut kini berada di kawasan pelabuhan Langsa. Mereka terdiri dari 210 orang Rohingya asal Myanmar dan 395 orang dari Bangladesh. Kondisi kesehatan mereka buruk bahkan delapan orang di antara mereka kini berada dalam perawatan intensif.

Belum diketahui apakah mereka adalah rombongan pengungsi yang dilepas dari perairan Thailand, pada Jumat (15/05) dini hari. Sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di Thailand, Jonathan Head, sejumlah personel militer Thailand menaiki perahu pengungsi, memperbaiki mesin perahu, memberi makan pengungsi, dan melepas mereka ke arah selatan. Sebuah perahu yang mengangkut sedikitnya 300 pengungsi Rohingya asal Myanmar dilepas dari perairan Thailand menuju Indonesia, Jumat (15/05) dini hari waktu setempat.

Keterangan itu disampaikan kerabat para pengungsi di dalam perahu yang menghubungi mereka melalui sambungan telepon. Hal tersebut diamini Dejrat Limsiri, gubernur Provinsi Satun di Thailand. “Kami memperbaiki mesin dan melepas kapal itu setelah pukul 3 dini hari,” kata Limsiri kepada kantor berita AFP.

Militer Thailand dan Malaysia telah dengan tegas menolak kehadiran pengungsi Rohingya dan Bangladesh di perairan mereka. Limsiri mengaku aparat Thailand telah memberikan mereka makanan siap santap.

“Mereka sekarang sudah meninggalkan wilayah Thailand...Mereka akan mencoba pergi ke Indonesia karena tampaknya tidak bisa ke Malaysia. Mereka mengikuti rute ke Aceh,” tambahnya, mengacu pada provinsi di Indonesia tempat sebuah kapal migran lain terdampar dua pekan lalu.

Limsiri menyangkal mendorong perahu itu keluar dari perairan Thailand. Mereka ingin ke Malaysia tapi tidak bisa. Mereka tidak ingin ke Thailand karena tahu akan menghadapi tuntutan hukum,” katanya.

Dunia internasional memang sudah mendesak aparat di Myanmar untuk melindungi Muslim Rohingya, para aktivis juga sudah berteriak agar pemerintah Myanmar berlaku adil. Sementara kepada mereka yang memusuhi Muslim Rohingya juga sudah diimbau untuk menghentikan tindak kekerasan.

Tapi lihatlah, korban telah banyak berjatuhan. Muslim Rohingya yang terusir pun masih terkatung-katung nasibnya. Negara-negara ASEAN pun seperti tak peduli dengan nasib saudaranya sendiri.

Ya, ya.. untunglah akhirnya pemerintah Indonesia bersedia menerima kedatangan para "pelarian" politik dari Myanmar itu. Entah terpaksa atau sukarela, yang jelas Indonesia masih lebih peduli kepada para pengungsi itu ketimbang negara-negara Asia Tenggara yang seharusnya memiliki solidaritas sebagai sesama negara ASEAN.

***
Mengenangkan Muslim Rohingya, adalah juga mengenangkan kesakitan saudara sendiri. Dan kesakitan serupa ini, rasanya kerap benar berulang terjadi di belahan bumi mana pun, termasuk di Indonesia. Kenangkanlah, betapa sebagian dari kita yang biasa berteriak tentang HAM dan demokrasi, terdiam seribu basa saat mendengar dan menyaksikan saudara-saudara kita yang memilih Syiah atau Ahmadiyah sebagai keyakinannya; dinistakan dan dihinakan oleh saudara sendiri; atau juga saat pemeluk agama minoritas lainnya terusir dari rumah-rumah ibadah mereka.

Mengenangkan Muslim Rohingya, adalah juga fakta kekejaman yang sedang berlangsung di hadapan mata kita. Rasanya, tidak ada waktu lagi untuk kita menimbang-nimbang untuk menerima mereka dengan alasan apapun. Siapa pun, mereka adalah saudara kita, sesama manusia. Di sana ada anak-anak, para perempuan, dan juga orang-orang tua renta yang membutuhkan pertolongan kita, segera!

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com