Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2015, 15:06 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Kebijakan luar negeri pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla diarahkan pada diplomasi untuk kepentingan rakyat. Publik menyikapi kebijakan itu secara beragam. Tidak semua kebijakan terkait hubungan dengan negara asing dinilai secara positif. Namun, harapan tetap disandangkan ke pundak pemerintah.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia menyatakan, fokus kebijakan luar negeri pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama lima tahun ke depan adalah pada menjaga kedaulatan Indonesia, melindungi warga negara Indonesia (WNI) dan badan hukum Indonesia di luar negeri, serta meningkatkan diplomasi ekonomi. Tiga prioritas kebijakan luar negeri tersebut dilaksanakan demi tujuan memenuhi kepentingan rakyat atau diplomasi yang membumi.

Hasil jajak pendapat Kompas, pekan lalu, menunjukkan, reaksi beragam diberikan oleh publik terkait kepuasan terhadap tiga prioritas kebijakan luar negeri tersebut. Mereka yang menyatakan tidak puas cenderung lebih banyak disuarakan oleh responden pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014. Sementara para pemilih Jokowi-Kalla menyatakan sebaliknya.

Meski demikian, baik pemilih Prabowo-Hatta maupun pemilih Jokowi-Kalla sama-sama menggantungkan harapan ke pundak pemerintah dalam mewujudkan kebijakan luar negeri yang pro kepentingan rakyat. Hampir semua pemilih Jokowi-Kalla dan lebih dari separuh pemilih Prabowo-Hatta yakin pemerintahan Jokowi-Kalla akan mampu menjaga kedaulatan laut Indonesia. Sementara itu, proporsi suara yang berimbang diberikan oleh responden pemilih Prabowo-Hatta dalam menyuarakan keyakinan dan keraguan terhadap kebijakan diplomasi ekonomi pemerintah.

Pekerja migran

Fokus keprihatinan publik terkait hubungan Indonesia dengan negara asing saat ini adalah pada perlindungan WNI di luar negeri. Peristiwa eksekusi mati dua pekerja migran Indonesia di Arab Saudi, Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim, pekan lalu, menjadi pemicunya. Pelaksanaan hukuman mati tanpa didahului notifikasi atau pemberitahuan kepada Pemerintah Indonesia itu menjadi salah satu faktor ketidakpuasan lebih dari separuh responden (51,8 persen) jajak pendapat terhadap upaya pemerintah melindungi WNI di luar negeri.

Kemenlu telah melayangkan surat protes dan memanggil Duta Besar Indonesia di Arab Saudi. Terhadap respons pemerintah tersebut, lebih dari separuh bagian responden menyatakan respons itu sudah wajar dan tidak terlalu lembek. Pendapat ini disuarakan responden pemilih Jokowi-Kalla dan Prabowo-Hatta secara hampir berimbang. Enam dari 10 responden pemilih Jokowi-Kalla dan satu dari dua responden pemilih Prabowo-Hatta memberikan penilaian tersebut.

Namun, Migrant Care—yang merupakan organisasi pendamping pekerja migran—menyatakan, pemerintah seharusnya tidak hanya melayangkan protes keras, tetapi juga disertai dengan pengusiran Duta Besar Arab Saudi dari Indonesia dan penundaan kerja sama bilateral. Migrant Care berpendapat, Pemerintah Arab Saudi tidak memiliki tata krama diplomasi yang baik. Di sisi lain, pemerintah dianggap gagal dalam diplomasi perlindungan pekerja migran.

Persoalan perlindungan para pekerja migran Indonesia telah berlangsung lama sejak pemerintahan sebelum Jokowi-Kalla. Kompleksitas persoalan mengakibatkan perlindungan terhadap para pekerja migran belum optimal. Data Kemenlu menyebutkan, saat ini terdapat 2,7 juta WNI yang terdaftar berada di luar negeri. Namun, jumlah itu bisa membengkak menjadi 4,3 juta karena masih banyak WNI yang pergi ke luar negeri tanpa dokumen resmi. Dari jumlah WNI yang terdaftar ada di luar negeri, sebanyak 99,3 persen merupakan pekerja nonprofesional yang 65 persennya adalah perempuan pekerja sektor domestik.

Di sisi lain, publik mengapresiasi langkah pemerintah dalam melindungi warga Indonesia yang terjebak di Yaman yang sedang mengalami konflik. Enam dari 10 responden menyatakan, keberhasilan evakuasi warga Indonesia di Yaman merupakan bukti usaha keras pemerintahan Jokowi-Kalla untuk hadir melindungi warganya yang ada di luar negeri. Diplomasi untuk rakyat berhasil diwujudkan di Yaman. Hingga 18 April 2015, sebanyak 1.990 WNI yang mendaftar telah dievakuasi dari area konflik di Yaman.

Kedaulatan

Seiring dengan apresiasi tersebut, publik juga mendukung kebijakan penjagaan kedaulatan Indonesia secara keseluruhan. Tujuh dari 10 responden merasa yakin jika pemerintah saat ini mampu menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia. Salah satu yang diapresiasi publik adalah kebijakan untuk menenggelamkan atau meledakkan kapal asing yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia. Tindakan tegas itu dianggap mayoritas responden (70,4 persen) akan memberikan efek jera kepada pihak asing yang coba melanggar peraturan di Indonesia.

Masih terkait dengan kedaulatan, publik menaruh perhatian cukup besar terhadap kebijakan perluasan penanaman modal asing di Indonesia. Dalam beberapa kali lawatan ke luar negeri, Presiden Joko Widodo terus mendorong modal asing untuk datang berinvestasi di Indonesia. Sejumlah pihak menyuarakan kegelisahan terhadap potensi pelanggaran kedaulatan ekonomi yang semakin masif.

Namun, publik jajak pendapat masih memiliki asa terhadap pemerintah yang tidak akan meminggirkan kepentingan nasional. Bagi separuh lebih responden, mengundang lebih banyak investor asing ke Indonesia tidak bertentangan dengan prinsip ekonomi berdikari yang menjadi visi pemerintahan Jokowi-Kalla. Hal itu bisa terjadi karena publik masih memiliki keyakinan bahwa perluasan penanaman modal asing dilakukan dengan tetap memberikan proteksi, peluang, dan pendampingan kepada modal nasional.

Pemerintah tampak berusaha membuka peluang ekonomi nasional untuk berkembang, salah satunya dengan menekan angka impor berbagai produk. Dalam tiga bulan pertama pemerintahan Jokowi-Kalla, terdapat surplus perdagangan sebagai akibat angka impor yang turun 15,10 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2014. Bahkan, impor bahan mentah telah turun hingga 16,22 persen, sementara impor barang modal berkurang 10,31 persen (The Jakarta Post, 16/4/2015).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com