Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Keluarga Teroris Diduga Bergabung ke ISIS, Pemerintah Akui Deradikalisasi Belum Berhasil

Kompas.com - 18/03/2015, 18:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengakui, program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah belum sepenuhnya berhasil. Hal ini menyusul informasi bahwa tiga di antara 16 WNI yang ditahan otoritas Turki di Gaziantep merupakan keluarga dari teroris yang ditembak mati di Tulungagung, Jawa Timur.

"Kami kan melakukan begini ada yang berhasil dan tidak. Ini yang kecil tersorot. Sebenarnya, yang berhasil banyak. Kami sudah melakukan agar mereka kembali ke NKRI. Hanya, yang sedikit ini tersorot," ujar Tedjo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Tedjo mengungkapkan, masih adanya dendam dari keluarga terduga teroris sebenarnya sudah terdeteksi oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Menurut dia, baik aparat kepolisian maupun BIN terus-menerus memantau para keluarga ini. Akan tetapi, Tedjo mengatakan, upaya deradikalisasi tidak mudah.

Untuk mengantisipasi itu, dia menyebutkan, BIN dan Polri sudah memiliki identitas lengkap keluarga para teroris.

Sebelumnya diberitakan, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menyebutkan, di antara 16 WNI yang ditahan di Turki terdapat istri dan anak dari M Hidayah, terduga teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 di Tulungagung, Jawa Timur.

M Hidayah atau Dayah alias Kim ditembak mati oleh sekitar sepuluh personel Densus 88 Anti-teror pada 22 Juli 2013. Saat itu, Hidayah ditembak mati bersama Eko atau Rizal di Jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, Jawa Timur. Keduanya dianggap terkait dengan sejumlah aksi teror di Solo, Bali, dan Medan.

Berdasarkan catatan Komisi Nasional HAM, Hidayah ditembak di bagian kepala setelah turun dari boncengan motor. Sementara itu, Rizal ditembak di bagian dada dan sempat berusaha melarikan diri, tetapi langsung diberondong tembakan oleh Densus 88.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com