Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Yunus Husein Bersumpah Tidak Ada Rekening Gendut

Kompas.com - 10/03/2015, 17:40 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan tim independen selama satu jam lebih di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (10/3/2015). Dalam pertemuan itu, Kalla menjelaskan kepada tim independen mengenai pandangannya terkait upaya kriminalisasi.

"Kriminalisasi itu kita tidak perlu bicara KPK atau tidak, seluruh rakyat ini tidak boleh dikriminalisasi, kalau KPK dan pendukungnya, saya bilang tidak boleh kriminalisasi. Kalau memang benar ada kasusnya dan diperiksa, bukan kriminalisasi, itu penyidikan," kata Kalla dalam jumpa pers bersama dengan tim sembilan.

Di samping itu, Kalla menjelaskan kepada tim independen mengenai kasus rekening gendut di lingkungan Kepolisian. Menurut dia, Yunus Husein ketika masih menjadi Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyatakan bahwa isu rekening gendut perwira Polri tidak benar.

"Yunus bersumpah itu tidak benar, ada rekening gendut zaman dia itu tidak benar, jadi isu itu tidak ada. Saya bilang 'ralat dong', ini untuk jelaskan apa yang jadi latar belakang semua soal itu tidak benar," ucap Kalla.

Ia juga kembali menyampaikan pandangannya mengenai pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Kalla, pelemahan KPK bukan hanya terjadi dari luar namun juga berasal dari internal KPK.

"Kalau pimpinannya berbuat tidak sesuai norma etika, lemah juga KPK," sambung dia.

Saat ditanya apakah dalam pembicaraan dengan tim independen turut dibahas kasus yang menjerat Ketua KPK Abraham Samad, Kalla mengatakan bahwa pihaknya tidak membahas kasus orang per orang. Ia menegaskan bahwa siapa pun, atau lembaga negara mana pun tidak boleh dikriminalisasi.

Wakil Ketua Tim Independen Jimly Asshiddiqie menyampaikan bahwa tim dan Wapres mempunyai persepsi yang sama mengenai kriminalisasi. Ia pun menegaskan tidak ada perbedaan sikap antara Wapres dengan Presiden Joko Widodo terkait hal ini. Presiden sebelumnya telah meminta agar kriminalisasi terhadap lembaga penegak hukum dihentikan.

"Pidato Presiden berulang-ulang menginginkan jangan ada kriminalisasi seolah-olah ada perbedaan dengan wapres. Dari pertemuan ini kami simpulkan tidak ada perbedaan, cuma bagaimana persepsi krimianlsiasi itu," kata Jimly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com