Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Pemilihan Ketua Umum PAN Dipercepat

Kompas.com - 01/03/2015, 14:27 WIB
Dani Prabowo

Penulis


NUSA DUA, KOMPAS.com
- Wakil Ketua Steering Comittee Kongres IV PAN, Farhan Hamid mengatakan, pemilihan ketua umum PAN periode 2015-2020 akan dipercepat. Keputusan itu diambil setelah organizing comittee dan steering comittee duduk bersama dengan dua calon ketua umum, Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa, untuk membahas mengenai hal itu.

"Kita akan mempercepat pemilihan ketua umum. Semoga hari ini selesai dan malam ini kita sudah punya ketua umum yang baru," kata Farhan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3/2015).

Semula, berdasarkan jadwal yang diterima media, kongres PAN hari ini akan membahas sejumlah agenda, dengan diawali pembentukan komisi. Komisi itu diantaranya, komisi asas dan tafsir, komisi platform dan garis perjuangan partai, komisi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai, komisi program kerja, serta komisi rekomendasi internal dan eksternal partai.

Sementara itu, untuk jadwal pemilihan ketua umum baru akan dilaksanakan pada Senin (2/3/2015). Sebelum pemilihan umum, akan dilaksanakan pemilihan formatur dan ketua majelis pertimbangan partai yang baru.

Ricuh

Farhan menambahkan, sempat terjadi kericuhan saat membahas tata tertib pelaksanaan kongres dan pemilihan ketua umum. Kericuhan itu bermula dari adanya protes yang dilayangkan anggota DPD PAN dari Maluku Utara yang mempertanyakan status kepesertaan mereka.

Status ini penting lantaran menentukan apakah mereka memiliki hak suara untuk memilih calon ketua umum atau tidak. (baca: Kursi-kursi Dilempar Saat Kongres PAN, Satu Pengurus Terluka)

Farhan mengatakan, dari hasil rapat antara OC dan SC akhirnya diputuskan ada delapan anggota DPD dari Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur yang didiskualifikasi status kepesertaanya. Hal itu disebabkan karena terjadinya dualisme kepemimpinan di tubuh mereka.

"Suara mereka dibekukan agar tidak menimbulkan masalah," katanya.

Berdasarkan catatan awal jumlah pemilik suara yang sah sebanyak 593 orang yang terdiri dari DPP, DPW dan DPD. Namun, kini pemilik suara yang sah tinggal 584 orang setelah delapan anggota DPD itu didiskualifikasi dan ada satu orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com