Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Diminta Hatta Menjadi Ketua Umum PAN

Kompas.com - 27/02/2015, 15:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PAN periode 2015-2020. Jika terpilih untuk memimpin partai itu, mulai 2016 dia akan menggelar konvensi untuk memilih calon presiden dan wakil presiden. Namun, dia menolak menjadi calon presiden atau wakil presiden.

Dengan mengusung semangat memuliakan kader dalam kesetaraan dan keterbukaan, Zulkifli menargetkan membawa PAN menjadi partai nomor tiga dalam perolehan suara pada Pemilihan Umum 2019. Berikut petikan wawancara Kompas dengan Zulkifli Hasan, Senin (23/2/2014), di Jakarta.

Bagaimana proses Anda mencalonkan diri?

Awalnya, Pak Hatta yang meminta saya menjadi ketua umum. Tetapi, kemudian Pak Hatta juga maju. Mungkin itu karena permintaan timnya.

{Hatta membenarkan pernah meminta Zulkifli menjadi Ketua Umum PAN. Namun, menurut dia, hal ini tidak terkomunikasikan baik dengan Ketua MPP PAN Amien Rais (Kompas, 26/4)}.

Kapan Pak Hatta menyampaikan permintaan itu?

Semenjak Pilpres 2014. Bahkan, Pak Hatta yang minta saya menjadi Wakil Ketua DPR. Masak nanti ketua umum tidak ada jabatan. Nah, ini malah menjadi Ketua MPR, padahal tidak cita-cita.

Bagaimana hubungan Anda dengan Hatta Rajasa?

Pak Hatta orang yang saya hormati dan cintai. Kami seperti saudara. Silaturahim jalan terus. Apa pun, saya dan Pak Hatta akan bersama-sama. Tidak akan terpecah.

Kalau kami yang menang, PAN ini satu kembali, tidak ada yang dibuang. Apakah tim saya, tim Pak Hatta, semua kami jadikan satu. Begitu selesai, kumpul lagi menjadi satu. Kami bersama saja belum besar bagaimana kalau kami ribut? Bahkan, yang di luar pun kami ajak agar menjadi lebih besar. Kalau saling meniadakan, bagaimana? Partai (terbesar) nomor lima terus berkelahi. Apa kata rakyat?

Apakah karena Anda berbesan dengan Pak Amien maka Pak Amien mendukung Anda sebagai Ketua Umum PAN?

Pak Amien tidak mendukung saya. Beliau mempersilakan siapa saja yang ingin maju. Cuma, Pak Amien menyampaikan gagasannya tentang tradisi satu periode dan ingin regenerasi berjalan dengan baik. Biasanya Ketua Umum PAN juga hanya satu periode. Pak Amien juga hanya sekali menjadi Ketua Umum PAN dan sekali menjadi Ketua MPR.

Jika pada saat terakhir saya yang maju, itu fakta dan kenyataan. Tadinya Pak Dradjad Wibowo (Wakil Ketua Umum PAN) mau maju, Farhan Hamid dan Pak Azwar (kader PAN) juga mau maju.

Anda sudah membicarakan pencalonan sebagai Ketua Umum PAN dengan Presiden Joko Widodo atau pimpinan partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP)?

Membicarakan soal (kompetisi) ini secara khusus tentu tidak. Pak Ical (Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie), kemarin, berjumpa di acara Fraksi Golkar. Pak Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra) juga berjumpa di beberapa kesempatan. Pak Jokowi di beberapa acara juga berjumpa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com