Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjatur Sapto Edy Bantah PAN di Bawah Bayang-bayang Demokrat

Kompas.com - 26/02/2015, 21:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Tjatur Sapto Edy membantah raihan suara partainya anjlok pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 karena berada di bawah bayang Partai Demokrat (PD). Pernyataan Tjatur disampaikan untuk membantah tuduhan mantan Ketua Umum Soetrisno Bachir atau SB terkait suara PAN anjlok karena terlalu dekat dengan partai lain.

"(Tuduhannya) tidak pakai data dan sejarah keikutsertaan PAN pada Pemilu 2014. Mungkin Pak SB lupa PAN memperoleh suara terendah saat dipimpin siapa," sindir Tjatur di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Tjatur menyebutkan ada dua fakta yang PAN tidak berada di bawah eksistensi partai lain khususnya Partai Demokrat. Pertama perolehan suara PD naik tajam 156 persen pada Pemilu 2009 namun menurun drastis sekitar 41,3 persen pada Pemilu 2014.

Sedangkan raihan suara PAN menurun sekitar 14,4 persen pada Pemilu 2009, namun meningkat 53 persen pada Pemilu 2014. Raihan suara kedua partai itu bertolak belakang sehingga tuduhan SB soal raihan suara PAN anjlok lantaran dekat dengan PD tidak terbukti, menurut Tjatur.

Fakta kedua saat pemilihan Ketua MPR RI seharusnya milik PD karena jumlah kursinya lebih banyak dibanding PAN. Namun, berkat lobi politik Ketua Umum PAN Hatta Rajasa maka pimpinan MPR RI menjadi jatah PAN dengan menunjuk Zulkifli Hasan.

Tjatur meminta SB yang berada di kubu Zulkifli Hasan untuk menjadi kandidat Ketua Umum PAN dalam Kongres di Bali itu tidak asal menuding masa kepemimpinan Hatta Rajasa selama lima tahun.

Justru sebaliknya, anggota Komisi 3 DPR RI itu menilai Hatta Rajasa sebagai pemimpin yang mampu mempersatukan seluruh anggota dan kader PAN. "Kita butuh sosok pemimpin yang mampu mempersatukan kader PAN menuju arah lebih baik," ujar Tjatur.

Sebelumnya, mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir saat konsolidasi pemenangan Zulkifli Hasan sebagai kandidat Ketua Umum di Yogyakarta, Rabu (25/2), menyatakan suara PAN anjlok pada Pemilu 2014 karena faktor terlalu dekat dengan partai lain.

SB menganggap pimpinan PAN saat itu memiliki hubungan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. PAN akan mengadakan Kongres di Bali pada akhir Februari, dua kandidat yakni Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan akan bersaing menjadi Ketua Umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com