Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Empat Hasil Putusan Mukernas I PPP Kubu Romahurmuziy

Kompas.com - 19/02/2015, 18:59 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan telah selesai melangsungkan Musyawarah Kerja Nasional I, yang digelar pada 17-19 Februari 2015. Musyawarah PPP tersebut menghasilkan tiga agenda politik yang di antaranya mengenai persiapan PPP dalam mengikuti pemilihan kepala daerah serentak.

"Mukernas PPP yang pertama sejak digelarnya Muktamar di Surabaya, bertujuan untuk membangun konsolidasi dalam rangka permusyawaratan partai. Kami ingin mengembalikan marwah partai," ujar Ketua Umum PPP Romahurmuziy dalam penutupan Mukernas I PPP di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/2/2015).

Romy, panggilan Romahurmuziy, mengatakan, putusan pertama dari Mukernas ini terkait dengan permusyawaratan partai, dengan diadakannya musyawarah wilayah sampai bulan April 2015 di 34 provinsi di Indonesia. Ia mengatakan, PPP akan mengadakan musyawarah wilayah di 503 kabupaten/kota seluruh Indonesia, yang dilaksanakan sampai Oktober 2015.

Kedua, sebut Romy, PPP akan membuka pendaftaran calon kepala daerah menjelang pilkada serentak, yang akan dilaksanakan pada akhir 2015. Romy mengatakan, mulai awal Maret hingga satu bulan berikutnya, PPP akan berusaha menjaring kader-kader terbaik untuk dicalonkan sebagai calon kepala daerah.

Ketiga, menurut Romy, DPP PPP akan memastikan rekonsiliasi perbedaan yang terjadi di dalam kepengurusan PPP, pasca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah menolak gugatan PPP kubu Djan Faridz terhadap pelaksanaan Muktamar PPP di Surabaya.

"Saya optimis bahwa pengadilan akan memberikan putusan yang terbaik, dengan memastikan keaabsahan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tertanggal 28 Oktober 2014. SK itu benar-benar diambil berdasarkan asas yang terbaik," kata Romy.

Hal keempat, Romy mengatakan, PPP akan tetap konsisten untuk menjadi partai pendukung pemerintahan.

Salah satunya, Romy mengatakan, partai berlambang kakbah tersebut mendukung sepenuhnya keputusan Presiden Joko Widodo dalam menuntaskan masalah yang terjadi antara lembaga penegak hukum Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com