Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Usulkan Tak Ada Pilkada Dua Putaran

Kompas.com - 31/01/2015, 19:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pembahasan revisi UU Pilkada hingga kini masih berlangsung di Komisi II DPR. Fraksi PKS mengusulkan agar pelaksanaan pilkada cukup satu putaran.

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan, di dalam UU Pilkada diatur mengenai perolehan ambang batas suara yang harus diraih setiap calon kepala daerah. Ambang batas itu menjadi salah satu penentu apakah pilkada perlu dilaksanakan satu atau dua putaran.

"Ambang batas itu tidak perlu 30, 40, 50 persen minimal. PJS menilai, siapapun yang mendapat suara terbanyak, dia yang menang," kata Jazuli saat rapat kerja ketiga Fraksi PKS di Hotel Bidakara, Sabtu (31/1/2015).

Jika sistem ambang batas itu dihapus, lanjut Jazuli, maka pelaksanaan pilkada tidak perlu dilakukan dua putaran jika ada dua atau lebih calon yang mendapat perolehan suara melebihi ambang batas.

"Tidak perlu ada dua putaran. Selain itu anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk dua putaran dapat digunakan untuk pembangunan wilayah," katanya.

Lebih jauh, ia mengatakan, ada sejumlah hal yang masih bermasalah di dalam UU Pilkada, salah satunya terkait penetapan pelaksana tugas (plt) kepala daerah.

Rencana pemerintah untuk melaksanakan pilkada serentak, tentu akan membuat banyak daerah dipimpin plt dalam jangka waktu cukup lama hingga tahapan pilkada selesai. Pasalnya, masa akhir jabatan kepala daerah tidak semuanya berakhir serentak.

"Ini akan menyedot energi birokrasi pusat yang sangat besar dan mengganggu pelayanan daerah kepada publik," ujarnya.

Polemik lain, kata dia, terkait peserta pilkada yang hanya diikuti calon kepala daerah atau pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah. PKS mengusulkan agar pilkada diikuti satu paket pasangan calon.

Jika memang ada ekses negatif dengan pilkada yang diikuti pasangan calon, maka hal itu harus diminimalisir dalam aturan yang kini direvisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com