Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ke-3 Jokowi-JK: Drama Panggung Gagal di Tanjung Priok

Kompas.com - 28/01/2015, 11:15 WIB
Bayu Galih

Penulis

Pemerintahan Jokowi-JK telah genap 100 hari pada Selasa (27/1/2015) sejak dilantik pada 20 Oktober 2014. Kebijakan strategis dan langkah politik dari para pejabat baru pemerintahan menjadi sorotan. Kompas.com hari ini menulis 100 artikel yang berisi kebijakan dan peristiwa menonjol yang terjadi dalam 100 hari pemerintahan baru dari hari ke hari.

KOMPAS.com
 — Proses penyusunan kabinet masih mewarnai hari ketiga berjalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (22/10/2014). Sejumlah proses mulai dijalankan, termasuk meminta pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat terkait perubahan nomenklatur kabinet. Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Jokowi bertindak cepat dengan langsung menandatangani surat perubahan nomenklatur kementerian. Publik makin tak sabar menanti pengumuman kabinet, apalagi Jokowi sempat mengungkapkan kemungkinan bahwa kabinet akan diumumkan pada hari itu. Tidak hanya itu, sejumlah nama lokasi pengumuman kabinet juga diungkapkan oleh Jokowi, yaitu Pluit, Tanah Abang, atau Tanjung Priok. (Baca: Jokowi Sebut Pengumuman Kabinet Mungkin Hari Ini)

Pemanggilan calon menteri juga masih dilakukan pada hari ketiga, dari kalangan politisi dan profesional. Sejumlah nama yang hadir di antaranya politisi Partai Nasdem, Siti Nurbaya; pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago; ahli hukum Saldi Isra; Rektor UGM Pratikno; mantan Rektor UIN, Komaruddin Hidayat; hingga Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.

Perhatian pada hari ketiga ternyata tidak hanya tertuju ke Istana, tetapi juga Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut kabar yang beredar, Jokowi-JK akan mengumumkan kabinetnya di pelabuhan itu, apalagi panggung besar sudah terpasang di tengah pelabuhan. (Baca: Inilah Lokasi Acara "Spesial" Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok)

Selain panggung, ada 33 helm proyek dan rompi yang disusun rapi di atas meja khusus. Jumlah itu menimbulkan asumsi akan ada 33 menteri di kabinet bentukan Jokowi-JK. (Baca: 33 Helm dan Rompi Disiapkan pada Acara Jokowi di Tanjung Priok

KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Petugas menyusun rompi dan helm di atas meja yang disiapkan di Dermaga 302, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (22/10/2014) petang. Di tempat ini, Presiden Joko Widodo akan menggelar acara khusus.

Akan tetapi, kemudian... pengumuman dipastikan batal. Gemerlap lampu yang sebelumnya menyinari podium akhirnya dipadamkan. Wartawan Istana yang telah dibawa ke Tanjung Priok juga diminta untuk kembali ke Istana Kepresidenan. Petugas pelabuhan bingung. Wartawan juga ikut bingung. (Baca: Pengumuman Kabinet Batal, Petugas di Tanjung Priok Bingung)

Menurut asumsi yang beredar, pengumuman kabinet tertunda karena adanya tarik-ulur terkait kepentingan politik. Asumsi ini diperkuat setelah dua orang dekat Jokowi yang memimpin tim transisi, Rini Soemarno dan Hasto Kristiyanto, terlihat masuk-keluar rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Baca: Pengumuman Kabinet Dibatalkan, Orang Dekat Jokowi Masuk-Keluar Megawati)

Rini Soemarno membantah. Dia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo batal mengumumkan kabinetnya pada malam ini karena masih menunggu pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat soal perubahan nomenklatur kementerian. (Baca: Rini Soemarno: Pengumuman Kabinet Dibatalkan karena Tunggu Pertimbangan DPR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com