Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Jenazah Diangkut ke Pangkalan Bun, Total 59 Korban AirAsia Sudah Ditemukan

Kompas.com - 22/01/2015, 19:39 WIB


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com — Tim SAR gabungan mengangkut enam jenazah dari KRI Banda Aceh di Selat Karimata ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (22/1/2015) siang. Keenam jenazah merupakan temuan tim penyelam dari dalam dan sekitar badan (main body) pesawat AirAsia QZ8501 di kedalaman 30 meter Laut Jawa pada Kamis pagi.

Pengangkutan keenam jenazah dari KRI Banda Aceh ini dilakukan dengan dua helikopter.

Helikopter Bell TNI AL, yang membawa empat jenazah, tiba di Lanud Iskandar pada pukul 13.25 WIB. Selang satu jam berikutnya, helikopter Dauphin Basarnas yang membawa dua jenazah lainnya juga tiba di lanud tersebut.

Setiba di Lanud Iskandar, petugas langsung memindahkan jenazah-jenazah ke dalam enam ambulans. Selanjutnya, jenazah dibawa menuju RS Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, untuk proses pengemasan dan labelisasi di peti jenazah.

Rencananya, keenam jenazah akan diterbangkan dengan pesawat ke Surabaya untuk proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara. Belum diketahui, kapan jenazah akan diterbangkan ke Surabaya.

"Sampai sore ini (Kamis), saya belum dapat informasi apakah semua jenazah akan langsung diberangkatkan atau besok (Jumat)," kata Direktur RSUD Sultan Imanuddin dr Suyuti Syamsul, saat dihubungi Antara.

Seperti prosedur penanganan sebelumnya, kata Suyuti, rumah sakit mempersiapkan dan mengemas jenazah yang berhasil ditemukan sehingga siap kapan pun jika ingin diberangkatkan ke Surabaya. Jika ternyata pemberangkatan ditunda, maka jenazah dimasukkan ke lemari pendingin (cold storage) yang hingga saat ini tetap disiagakan.

Tim yang bertugas di Posko Disaster Victim Identification di rumah sakit hanya melakukan identifikasi jenis kelamin dan mendata properti yang ada pada jenazah. Adapun identifikasi rinci dilakukan oleh Tim DVI di Surabaya.

"Kalau di sini, intinya menyiapkan untuk diberangkatkan. Akan tetapi, kalau ditunda, maka jenazah dimasukkan ke cold storage," kata Suyuti.

Sementara itu, Kepala Unit Identifikasi Polres Kotim Aiptu Ferdinan Abineno menginformasikan, enam jenazah tersebut adalah orang dewasa, terdiri dari empat perempuan dan dua laki-laki.

Dari jenazah itu, tim masih menemukan properti, seperti pakaian, dompet, dan jam tangan.

Hingga hari ke-25 pencarian musibah pesawat ini, total sudah 59 jenazah yang ditemukan dan diangkat. Sebanyak 53 di antaranya sudah diterbangkan ke Surabaya, bahkan ada yang sudah berhasil diidentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com