Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wantimpres Bukan Tempat Kumpul Para Pensiunan

Kompas.com - 18/01/2015, 15:44 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pertimbangan Presiden merupakan lembaga pemerintah yang penting bagi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membantu memberi pertimbangan dan nasihat dalam menjalankan pemerintahannya. Peranannya diharapkan bisa membantu dan menjadi jalan keluar dari persoalan yang membelenggu kebijakan dan program pemerintah.

Oleh sebab itu, Wantimpres bukan tempat kumpul para pensiunan politisi, purnawirawan TNI dan Polri, serta membalas budi.

”Kita harapkan Wantimpres benar-benar bisa fungsional bekerja dan membantu Presiden dan Wapres melalui pengalaman dan keahlian yang dimilikinya. Jadi, Wantimpres bukan cuma simbolik atau representasi partai politik yang dinilai berjasa ikut mengusung dan mendukung pasangan Jokowi-JK,” ujar pengamat hukum tata negara, Irman Putra Sidin, Sabtu (17/1), di Jakarta.

Menurut Irman, selama 10 tahun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wantimpres seolah-olah menjadi tempat kumpul para orang tua. Hanya satu dua yang terlihat fungsional sehingga keberadaan Wantimpres kurang menunjukkan peran dan hasilnya.

”Pada era Presiden SBY yang menonjol justru para staf khusus, seperti juru bicara presiden yang usianya tergolong masih muda-muda. Kalau dari sejumlah nama yang saya dengar akan menjadi anggota Wantimpres, Presiden Jokowi justru mau mengikuti peninggalan Presiden SBY dengan memilih pensiunan dan seperti ingin membalas budi meskipun tidak menunjuk para ketua umum partai atau pengurusnya, tetapi kepanjangan tangan partai,” kata Irman.

Presiden Jokowi, tambah Irman, seharusnya memilih orang-orang yang tidak tergolong tua atau di sekitar 40 tahunan, tetapi memiliki pengalaman, ahli di sejumlah bidang, dan tetap komit untuk mendorong kemajuan bangsa.

”Dia harus bisa menemukan jawaban dan jalan keluar jika nasihat dan pertimbangannya saat dilaksanakan menghadapi masalah dan jalan buntu,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengkritik komposisi calon anggota Wantimpres yang beredar dan didominasi tokoh dengan latar belakang politisi, purnawirawan TNI dan polisi, serta pengusaha. Ray mengaku tak tahu desain apa yang dibangun Presiden Jokowi dengan komposisi semacam itu.

”Jokowi menumpuk purnawirawan di Wantimpres. Ini mengkhawatirkan, apakah nantinya akan ada nasihat dengan pendekatan keamanan?” tanyanya.

Sejumlah media melansir sembilan nama calon anggota Wantimpres. Mereka adalah Sidarto Danusubroto (PDI-P), Jan Damardi (aktif di Partai Nasdem), Rusdi Kirana (dekat dengan PKB), Yusuf Kartanegara (PKPI), Subagyo HS, Hendropriyono (dekat dengan PDI-P), Suharso Monoarfa (PPP), Hasyim Muzadi, dan Mooryati Soedibyo.

Kebaikan bangsa

Menurut Ray, Wantimpres seharusnya diisi ahli-ahli yang tak memikirkan kepentingan pribadi/golongan, tetapi hanya berpikir untuk kebaikan bangsa. Presiden Jokowi sebenarnya butuh penasihat di bidang politik dan hukum ketatanegaraan karena di dua bidang itu Jokowi masih lemah.

”Adaptasi terhadap situasi politik masih rendah. Pengalaman nasionalnya belum begitu tinggi sehingga butuh orang di bidang itu. Ia juga butuh penasihat yang betul-betul mendalami seluk-beluk ketatanegaraan sehingga tak terjebak ke perdebatan legal tak legal, boleh tak boleh,” ujarnya.

Ia pun mengkritik tak adanya perwakilan orang Kalimantan dalam struktur kekuasaan Jokowi, yang harusnya dipertimbangkan bahwa politik di Indonesia belum sepenuhnya rasional sehingga persoalan keterwakilan daerah harus diperhatikan.

Ray kemudian mengusulkan Jimly Asshiddiqie (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), Ignas Kleden (budayawan, tokoh Nusa Tenggara Timur), Sanusi (tokoh Kalimantan, mantan anggota DPR yang menjadi inisiator Forum Legislatif Asia), dan Franz Magnis-Suseno (rohaniwan sekaligus filosof).

Presiden Jokowi dijadwalkan akan melantik sembilan anggota Wantimpres Senin (19/1) mendatang di Istana Negara, Jakarta. Meskipun akan dilantik, info yang diterima Kompas, sejumlah nama yang dicalonkan masih ada yang menolak tawaran tersebut dan mempertimbangkan sehingga nama-nama tersebut belum ada yang definitif. (ANA/HAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com