Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Teror terhadap Majalah "Charlie Hebdo" Tak Bisa Dibenarkan

Kompas.com - 08/01/2015, 21:34 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah prihatin atas insiden penembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, yang menewaskan 12 orang. Kalla juga menyatakan jika teror semacam itu tak bisa dibiarkan.

"Setiap yang begitu tentu kita tidak benarkan apa pun di mana pun. Di Indonesia kita melawan teror seperti dan tentu di negara lain kita menolak seperti itu," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Ia pun berpesan setiap warga negara Indonesia untuk lebih berhati-hati, karena serangan teroris bisa terjadi di mana saja. Mengenai kondisi di Indonesia, Kalla meyakini situasi dalam negeri masih kondusif.

Diberitakan sebelumnya, Kedutaan Besar RI di Perancis mengimbau warga negara Indonesia di Paris dan sekitarnya untuk waspada saat berada di tempat-tempat keramaian. Imbauan ini disampaikan menyusul insiden penembakan di kantor Charlie Hebdo. (Baca: Insiden Penembakan di Paris, WNI Diminta Waspada)

Dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (8/1/2015), KBRI di Perancis menyebutkan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden berdarah tersebut. Pemerintah Perancis telah menetapkan situasi siaga atau waspada keamanan tingkat tertinggi di Paris dan sekitarnya (Ile-de-France).

Menyikapi kejadian tersebut, KBRI Perancis meminta WNI di Paris dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat berada di sekitar kantor media, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, tempat wisata, transportasi umum, dan tempat keramaian lainnya. Untuk keperluan bantuan darurat, WNI dapat menghubungi KBRI Paris melalui telepon 33(0) 145030760 dan 33(0) 621122109 (mobile).

"Imbauan juga disampaikan kepada PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Perancis agar meng-alert para mahasiswa Indonesia di Perancis," demikian pernyataan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com