Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Datang, Tim Penyelam Kedua Batal Terjun

Kompas.com - 06/01/2015, 19:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengunjungi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh, yang bertugas melakukan operasi pencarian korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8510 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2015) sore. Akibat kunjungan itu, tim penyelam kedua batal terjun ke lokasi jatuhnya pesawat.

Saat apel pada Selasa pagi, Wakil Komandan KRI Banda Aceh Mayor Laut (P) Priyo Dwi Saputro meminta seluruh penyelam di KRI Banda Aceh untuk bersiap. Pukul 12.30 WIB, diperkirakan KRI Banda Aceh yang berangkat dari pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, pada Senin malam, akan tiba di lokasi.

"Jam 12.00 WIB kita sampai di lokasi. Alhamdulilah jika ombaknya bersahabat, saya yakin tidak akan mengganggu kebugaran penyelam untuk bekerja di lapangan," kata Priyo.

Namun, sesampainya di lokasi jatuhnya pesawat di titik koordinat 03.55.52 lintang selatan dan 110.33.80 bujur timur, KRI Banda Aceh tetap harus berjalan dengan kecepatan sedang untuk mendaratnya helikopter panglima dan rombongan.

"Kalau kita lepas jangkar di lokasi, dia akan sulit jika banyak helikopter mendarat. Jadi harus jalan terus," kata Komandan KRI Banda Aceh letnan kolonel laut (P) Arief Budiman.

Tiga Helikopter

Tak tanggung-tanggung, untuk mengakomodasi kedatangan Panglima TNI dan rombongannya ini, dibutuhkan tiga helikopter yang mendarat di KRI Banda Aceh.

Panglima TNI tiba di KRI Banda Aceh dengan menggunakan Helikopter Seahawk milik Amerika Serikat. Helikopter ini juga harus bolak-balik karena selanjutnya menjemput pejabat Militer Amerika Serikat yang hendak berkunjung.

Helikopter Skuadron Udara milik TNI Angkatan Laut yang sejak awal di-"parkir" di kapal ini untuk mengangkat dan mengangkut jenazah, juga digunakan untuk menjemput rombongan panglima, di antaranya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (TNI) Fuad Basya.

Ada pula helikopter Dolphin milik Basarnas, digunakan untuk mengangkut wartawan yang akan meliput kegiatan Panglima TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com