Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusniar, Penyelam Basarnas yang Tak Sempat Selamatkan Tunangannya

Kompas.com - 05/01/2015, 23:28 WIB

KOMPAS.com — Menjadi penyelam untuk Badan SAR Nasional adalah soal mental. Demikian kata Yusniar Amara, yang diterjunkan untuk mencari jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501.

Perempuan yang disapa Yus oleh keluarga dan teman-temannya ini pada awalnya adalah atlet selam untuk Nanggroe Aceh Darussalam, dan sejak 2002 rutin membantu operasi penyelamatan Basarnas, baik di laut, sungai, maupun di gunung.

Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi guru. Oleh karenanya, selepas bangku kuliah pada 2006, ia melamar pekerjaan untuk menjadi guru, dan juga mengikuti seleksi pegawai negeri sipil untuk Basarnas.

"Dua-duanya diterima, dan karena sudah cinta sekali dengan Basarnas dan menyelam, saya memilih Basarnas," kata Yus kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia.

Cita-cita menjadi guru pun tidak sepenuhnya musnah karena ia kini juga sudah menjadi instruktur selam.

"Berbagi ilmu dengan adik-adik, mengawasi adik-adik, saya sangat menikmati," kata Yus yang juga merupakan satu-satunya penyelam wanita yang rutin diterjunkan untuk operasi SAR.

Ia tergabung dalam tim rescue (penyelamatan) Basarnas dan sudah sangat sering dilibatkan dalam berbagai operasi penyelamatan. Operasi pencarian kecelakaan AirAsia QZ8501 ini menjadi misi internasional pertamanya.

"Saya dipanggil dari Banda (Aceh) untuk ke Kalimantan hari Selasa, dan kami masuk lewat Pontianak, kemudian jalan darat, naik mobil 16 jam," kata Yus.

Kamis siang, ia tiba di Teluk Kumai dan langsung naik ke kapal Basarnas, KN Purworejo.

Mental kuat

Yus mengatakan, sejak terjun mencari korban pada pekan lalu, cuaca di lokasi sangat buruk.

"Gelombang tinggi sampai empat meter, arus di bawah sangat kuat, dan zero visibility. Benar-benar tidak tampak sejengkal pun. Kami cuma mengandalkan senter, tetapi itu pun cuma bisa dua meter saja," kata Yus.

Ia mengatakan bahwa cuaca sangat berat. Setiap kali masuk ke air, penyelam langsung diterjang badai.

"Maksimal, kami menyelam di kedalaman 30-40 meter, cuma boleh 18 menit. Jadi, sebelum turun, kami berdoa agar dimudahkan. Sedih kalau kami menyelam tidak dapat jenazah. Kami sudah anggap korban seperti keluarga sendiri," tambahnya.

Ia mengaku, penyelamatan dan pencarian korban bukan tugas mudah.

"Awalnya berat ya karena kita kan lihat muka jenazah. Namun, kita berdoa saja, kita bilang dalam hati ke mereka kalau kita ingin menolong mereka, membawa mereka bertemu keluarga. Memang kuncinya kesiapan dan kekuatan mental," kata dia.

"Kalau mental sudah mantap, sudah kuat, mau situasi apa pun, kita tetap tenang," tambahnya.

Berkali-kali terlibat operasi penyelamatan dan pertolongan bencana, Yus mengatakan, ia justru tidak bisa menolong ketika bencana terjadi pada orang yang ia cintai.

"Tahun 2004, itu tugas saya menjaga Pantai Ulee Lheue, tetapi hari Kamis dua hari sebelum tsunami (26 Desember 2004), tunangan saya di Ulee Lheue suruh saya pulang tengok orangtua, dan balik lagi hari Minggunya. Namun ternyata Sabtunya ada tsunami, dan tunangan saya hilang," kata Yus pelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com