Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan Publik kepada Jokowi-JK Masih Terjaga

Kompas.com - 24/11/2014, 14:00 WIB

Jokowi menyebutkan, langkah mengurangi subsidi harga BBM akan menambah ruang fiskal Rp 110 triliun-Rp 150 triliun untuk pemerintah tahun 2015. Dana itu dapat digunakan untuk program-program yang lebih produktif bagi kesejahteraan rakyat, seperti pembangunan infrastruktur maritim dan pertanian serta program perlindungan sosial warga kurang mampu.

Mengenai alasan harga BBM dinaikkan, enam dari sepuluh responden memercayainya. Bahkan, mereka yakin pengalihan subsidi itu akan digunakan pemerintah untuk membiayai program pro-rakyat. Sebanyak dua pertiga bagian responden yakin pengurangan subsidi harga BBM itu akan digunakan untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang pro-rakyat. Program infrastruktur itu antara lain pembangunan tol laut, waduk dan irigasi, serta jalan dan jalur kereta api.

Tak bisa dimungkiri, warga miskin merupakan kelompok yang paling rentan terhadap kenaikan harga BBM. Terkait kenaikan harga BBM itu, 59 persen responden meyakini program perlindungan sosial bagi warga miskin mampu mengurangi beban warga miskin. Melihat tingkat pendidikan responden, keyakinan pada program tersebut disuarakan, terutama oleh mereka yang berpendidikan tinggi.

Meski program perlindungan sosial itu meneruskan program dari pemerintahan sebelumnya yang berwujud bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), 52 persen responden menilai program itu akan efektif mengatasi dampak kenaikan harga BBM bagi warga miskin. Hampir 60 persen responden yakin program itu bisa mengurangi jumlah keluarga miskin.

Penilaian itu menunjukkan, publik lebih memercayai pemerintah baru dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil jajak pendapat Juni 2013 lalu mengungkap, lebih dari dua pertiga bagian responden meyakini, dana BLSM tidak tepat sasaran dan tak mampu mengurangi jumlah keluarga miskin.

Dukungan publik terhadap kebijakan Jokowi-Kalla ini merupakan angin segar bagi perubahan rezim anggaran yang efisien, produktif, dan pro-rakyat. Meskipun demikian, hal itu harus ditopang oleh kerja keras birokrasi mewujudkan kesejahteraan. (Dwi Erianto/Litbang Kompas)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com