Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danjen Kopassus Minta Tentara dan Polisi Tak Lakukan 3M dan Jalankan 3S

Kompas.com - 21/11/2014, 15:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI AD Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan, saat ini semua prajurit TNI maupun Polri harus mengubah cara berpikir dalam bergaul. Jangan sampai melakukan "3M" dan harus melaksanakan "3S".

"Di sini ada tulisan, jangan lakukan 3M (melotot, marah, dan memukul). Lakukanlah 3S, apabila kita bertemu tersenyumlah, ketika senyuman dibalas, maka sapalah, ketika sapaan dibalas, maka bersalamanlah," kata Doni seusai mengikuti kegiatan senam bersama TNI-Polri di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (21/11/2014), seperti dikutip Antara.

Ratusan prajurit TNI dan Polri melakukan kegiatan olahraga dan senam bersama di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahim baik TNI maupun Polri.

Doni mengatakan, berbagai kegiatan bersama yang dilakukan TNI dan Polri harus sering dilaksanakan. Dengan begitu, tali silaturahim dapat terjalin dengan baik dan tidak ada lagi bentrok.

"Ini adalah bentuk silaturahim kita keluarga yang berada di sekitar Cijantung. Kita bisa semakin meningkatkan kebersamaan," kata mantan Danpaspampres ini.

Tak hanya menggelar berbagai kegiatan bersama, poster dan spanduk kebersamaan TNI dan Polri terpampang di berbagai sudut Mako Kopassus. Dalam poster terdapat foto anggota polisi dan prajurit Kopassus yang saling bersalaman.

"Itulah yang akan membuat silaturahim kita semakin kuat," ujar Doni.

Sementara itu, Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo mengatakan, jiwa korsa masih diartikan dalam ruang yang sempit dan untuk kepentingan individu. Padahal, banyak hal yang dipertanggungjawabkan setelahnya, termasuk urusan bangsa.

"Oleh karena itu, cara berpikir prajurit soal jiwa korsa harus benar-benar diubah sehingga saat ada masalah tidak memperkeruh, tetapi ikut mencarikan solusi," kata Pangdam Jaya.

Agus mengatakan, konsep kebersamaan dengan berbagai kegiatan ini harus terus dilakukan sehingga silaturahim TNI-Polri semakin terjalin erat. Semua harus belajar dari kasus bentrokan tentara dan polisi di Batam sehingga tidak terjadi di wilayah lain di Indonesia.

"Jadi, tidak ada lagi TNI-Polri yang melotot, marah, mukul. Yang ada senyum sapa dan salaman (3S). Lebih baik salaman, rangkulan. Kalau ada rezeki lebih, nongkrong di kafe, di warung, yang punya duit, bayarin daripada pelototan, tonjokan, giginya lepas dua," ucap Agus.

Mantan Danjen Kopassus itu juga meminta peran serta masyarakat untuk menjaga kerukunan antara TNI-Polri. Walau bagaimanapun, TNI-Polri juga milik masyarakat.

"TNI-Polri aset negara dan milik rakyat. Seluruhnya harus bertanggung jawab merawat, memelihara, dan menjaga kerukunan," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com