Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akhirnya Naikkan Harga BBM Bersubsidi, Ini Kata Effendi Simbolon

Kompas.com - 18/11/2014, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, sulit menyampaikan tanggapan atas keputusan Presiden Jokowi yang menaikkan harga BBM bersubsidi. Ia hanya menyesalkan dan mendoakan para pengambil keputusan tersebut.

"Saya sangat menyesalkan... Semoga Tuhan mengampuni mereka," tulis Effendi melalui pesan singkat, Selasa (18/11/2014).

Tak ada pernyataan lain dari Effendi selain penyesalan dan doanya itu. Ia tidak mengangkat telepon genggamnya saat Tribun beberapa kali menghubunginya.

Meski PDI Perjuangan menjadi partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK, sebelumnya, Effendi Simbolon "sangat vokal" mengkritik rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sebelumnya, Effendi "mencurigai" Wakil Presiden Jusuf Kalla yang terbilang sangat ngotot untuk menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir November 2014. "Kenapa Pak JK yang begitu bernafsu menaikkan harga BBM?" ujar Effendi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Saat itu, Effendi pun mengkritik keras menteri-menteri di bidang perekonomian karena dinilai bermasalah dan tidak menjalankan perekonomian dengan ideologi Trisakti dan program Nawacita.

Menurut dia, masalah yang dihadapi Indonesia saat ini adalah belum adanya kebijakan diversifikasi energi seperti berbasis fosil. Hal lainnya ialah pembenahan tata niaga, pengaturan oktan kendaraan, perbanyak kilang pengolahan minyak mentah, dan pemberantasan mafia migas.

"Selama 10 tahun di Komisi VII, itu-itu (diversifikasi energi) saja yang dibahas. Tapi, kita nggak bangun kilang. Ketergantungan kita dengan kilang di Singapura sangat tinggi. Masa PT Petral lebih menguntungkan Singapura? Otak apa itu? Masa menteri begitu?" kata Effendi saat itu.

Menurut dia, seharusnya menteri-menteri bidang perekonomian lebih fokus pada diversifikasi energi, bukan mengurusi program KIS, KIP, dan KKS sebagai jaring pengaman sosial.

"Maju mundurnya (waktu kenaikan harga BBM) itu, seharusnya diikuti dengan langkah-langkah konkret dulu. Ini lho program kami sejalan dengan itu, maka kami mengambil jalan relokasi subsidi dan berikan ke A, B, C, dan D," kata Effendi.

"Lah, ini Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar dikaitkan ke BBM, apa urusannya? Itu nggak ada hubungannya dengan BBM. Itu kan program andalannya Pak Jokowi. Yang seperti itu kan gaya pedagang," imbuhnya.

Bagi Effendi, pemerintahan Jokowi-JK sama saja seperti pemerintahan SBY-Boediono jika menaikkan harga BBM disertai alasan adanya pengalihan subsidi lewat jaring pengaman sosial.

"Sementara harga keekonomian dicapai, hasilnya ya liberalisasi komoditas. Siapa yang diuntungkan? Menterinya belum apa-apa, PT Petral belum dibubarkan. Jadi, ngapain ada pemerintahan Jokowi? (Pemerintahan) SBY aja dilanjutin lagi," ujarnya.

Ia menegaskan, berapa rupiah pun pemerintah menaikkan harga BBM dengan "bantalan" sosialnya itu, hal tersebut tidak akan berdampak pada tingkat kemakmuran rakyatnya. "Apa dengan naik Rp 3.000 masyarakat akan makmur? Kalau karena itu makmur, naikin jadi Rp 10.000 aja sekalian biar rakyat Indonesia makmur hari ini juga. Nafsu banget sih? Nggak lihat sikon (situasi dan kondisi). Baru seminggu dilantik sudah bikin heboh," sindirnya saat itu. (Abdul Qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com