Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Aburizal Gagal Dibuang Saja"

Kompas.com - 07/11/2014, 17:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya menilai kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sekitar lima tahun telah gagal membawa Golkar menjadi Partai yang besar. Jika Golkar ingin berkembang, dia menyarankan agar Aburizal sebaiknya tidak maju kembali sebagai Ketua Umum.

"Kalau Ical memang dianggap gagal, dibuang saja. Itu harga mati," kata Yunarto dalam diskusi AMPG Menyegarkan Partai Golkar, di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (7/11/2014).

Yunarto mencontohkan pencapaian Golkar di pemilu legislatif 2014 lalu yang hanya menempati peringkat dua di bawah PDI Perjuangan. Menurut dia, hasil tersebut tak bisa dilepaskan dari Aburizal yang memaksakan diri menjadi calon presiden meski elektabilitasnya rendah.

"Kalau elektabilitas tokoh lebih rendah dari elektabilitas partai, justru partai akan terbebani," ujarnya. (baca: Wakil Bendahara Golkar: Tidak Demokratis jika Tolak Aburizal "Nyalon" Ketum Lagi)

Namun, Yunarto menyerahkan keputusan kepada internal Partai Golkar. Menurut dia, kader Golkar lah yang mengetahui kesuksesan atau kegagalan yang dialami partainya.

"Ketika orang lama mau maju, nilai ketua Anda yang lama, berhasil atau enggak. Sama dengan direksi, kalau gagal ya gagal, dibuang saja," ujarnya.

Aburizal sebelumnya mengklaim bahwa banyak orang yang mendukungnya untuk kembali menduduki jabatan tersebut pada periode 2015-2020. Namun, ia belum memutuskan apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum. (Baca: Aburizal: Banyak yang Minta Saya Kembali Menjadi Ketua Umum)

Baca juga:

Priyo: Tak Ada Tradisi Ketum 2 Periode, Aburizal Sebaiknya Tak Maju Lagi

Agun Gunandjar: Golkar Perlu Regenerasi, Aburizal Sebaiknya Tak "Nyalon" Lagi

Dianggap Sudah Tua, Aburizal Diminta Tak Calonkan Diri Lagi sebagai Ketum Golkar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Nasional
Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Nasional
Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Nasional
Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Nasional
Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com