Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Puan Maharani, Salah Satu Menteri Koordinator di Kabinet Jokowi

Kompas.com - 26/10/2014, 18:26 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Puan Maharani ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Namanya disebut sebagai menteri dalam pengumuman yang dilakukan oleh Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla, di halaman Istana Negara, Minggu (26/10/2014).

Berikut profil putri kandung Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu:

Nama Lengkap             : Puan Maharani
Tempat, Tanggal Lahir : DKI Jakarta, 6 September 1973
Agama                         : Islam
Jabatan                        : Anggota DPR RI (2014-2019)
Alamat Kantor             : Gedung MPR/DPR RI, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10220

PENDIDIKAN :
Umum :
- SD Perguruan Cikini ( 1985 )
- SMP Perguruan Cikini ( 1988 )
- SMA Perguruan Cikini ( 1991 )
- Jurusan Komunikasi Massa Fakultas FISIP Universitas Indonesia Jakarta ( 1997 )
 
PERJALANAN KARIER :
Legislatif :
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 2009 - 2014 )
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 2014 - 2019 )

KEGIATAN LAIN :
- Ketua Bidang Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat DPP PDI Perjuangan ( 2005 - 2010 )
- Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP ( 2010 - 2015 )
 
KELUARGA :
- Hapsoro (suami)
- Anak : 2 orang
- M. Taufiq Kiemas (bapak)
- Megawati Soekarnoputri (ibu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com