Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Gaya Irit Bicara Jubir Presiden SBY Julian Aldrin Pasha..

Kompas.com - 14/10/2014, 07:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sosoknya yang tenang dan hemat bicara, boleh jadi salah satu faktor yang membuat Julian Aldrin Pasha didapuk sebagai Juru Bicara Presiden oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 lalu. Julian tak pandai berkelit, tapi bisa menutupi informasi yang dikiranya tak perlu disampaikan ke publik.

Tak jarang, wartawan kerap harus memutar otaknya untuk mengorek informasi dari pria kelahiran Teluk Betung, Lampung, 22 Juli 1969. Apabila sudah mentok, pria ini kerap tersenyum sambil berujar, "Ada lagi pertanyaan yang bisa saja jawab?" Jika sudah begitu, wartawan yang kerap meliput kegiatan kepresidenan pun terpaksa tertawa lemas lantaran tak ada lagi yang bisa ditanyakan.

Julian rupanya mengaku belajar cukup keras untuk bisa memilah-milah informasi yang didapatnya. "Ya itu memang karena saya belum tahu atau saya tahu dan memang tidak perlu untuk disampaikan, mungkin saya juga tidak harus sampaikan. Tapi bukan berarti kalau ada hal-hal yang harus saya manipulasikan, saya pastikan itu tidak ada," kata Julian.

Sebagai orang kepercayaan presiden, Julian mengaku sangat dekat dengan Presiden SBY. Julian pun selalu mendapat akses informasi langsung dari orang pertama soal kepresidenan hingga orang-orang sekitar istana. Banyaknya informasi yang didapat Julian rupanya tak membuat mantan Wakil Dekan FISIP UI menjadi "ember" dan mengumbar informasi.

"Saya tidak mau sampai timbul kegaduhan," imbuh Julian.

Untuk menjadi seorang juru bicara, Julian rupanya juga harus beradaptasi ekstra keras. Latar belakangnya sebagai seorang akademisi dan pengamat yang kerap melontarkan kritik dan komentar, harus disesuaikan dengan tugasnya sebagai seorang juru bicara yang tak bisa asal bicara.

"Awalnya agak sulit tapi ke sananya, saya sudah terkondisi untuk kasih tahu dengan insting bahwa yang harus dan tidak harus saya katakan," kata dia.

Pernahkah ditegur Presiden? Julian terdiam sejenak dan berpikir.

"Saya merasa apa yang saya lakukan selama ini 5 tahun menjalankan tugas sebagai jubir presiden tidak ada teguran serius kepada saya. Saya kira itu bermakna bahw saya menjalankan tugas saya sebagaimana saya lakukan," ucap ayah dua anak itu.

INGIN KEMBALI BEBAS BICARA

Selama lima tahun selalu mendampingi Presiden SBY dalam berbagai acara baik di dalam negeri hingga forum-forum internasional, Julian rupanya mengaku rindu bisa berbicara leluasa. Selepas tak lagi menjadi juru bicara presiden, Julian berencana kembali ke almamaternya, Universitas Indonesia.

Julian berencana kembali mengajar. Sebelum menjadi juru bicara presiden, Julian sudah kerap mengajar di Departemen Ilmu Politik UI dan sempat menjadi dosen tamu di beberapa universitas di Tokyo dan Chiba.

"Saya kembali ke kampus, mengajar. Saya tidak akan ke mana-mana ada di sini. Kalau nanti saya harus bicara lagi soal politik, berarti nanti itu saya akan bicara sebagai pengamat, sudah leluasa berbicara yah," ucapnya sambil tersenyum.

Di penghujung akhir jabatannya, Julian juga sudah mulai berkemas. Semua barang-barang di kantornya, Bina Graha di komplek Istana Negara sudah dimasukkan ke dalam kardus-kardus.

"Tinggal panggil mobil penyewaan saja," selorohnya.

Lima tahun bekerja di lingkungan istana, Julian mengaku cukup sedih meninggalkan pekerjaannya itu. Namun, dia memastikan kesedihan itu tidak akan berlarut karena dia sudah memiliki setumpuk kegiatan di dunia kampus.

Di UI, Julian meraih gelar sarjana dari jurusan Ilmu Politik FISIP UI. Dia kemudian melanjutkan studi ilmu politiknya di Universitas Hosei, Tokyo, Jepang dengan mendapatkan gelar master dan doktor.

Selepas menempuh studi di negeri seberang, Julian kembali ke UI menjadi Asisten Ahli FISIP UI, kemudian menjadi Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik UI, hingga akhirnya mencapai posisi Wakil Dekan FISIP UI. Setelah itu, Julian dipilih Presiden SBY menggantikan Andi Mallarangeng menjadi juru bicara presiden. Selain menjadi juru bicara, Julian juga tercatat sebagai Komisaris PT Petrokimia Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com