Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggagas Strategi Komunikasi Presiden

Kompas.com - 10/10/2014, 07:41 WIB

Oleh:

KOMPAS.com - Mantan wartawan senior The Washington Post, Walter Pincus, pernah menulis dalam blognya bahwa Presiden Ronald Reagan kurang menarik diberitakan pada akhir tahun pertama pemerintahannya menurut reporter politik kenamaan David Broder. Pengganti Reagan, George HW Bush, dianggap sebagai tidak konsisten dalam berbagai pesannya, dan Bill Clinton dinilai sebagai terlalu banyak mencampurkan pesan-pesan hariannya (sehingga membingungkan).

Itu di Amerika Serikat. Masing-masing presiden mendapatkan citra (yang dipersepsi secara) berbeda di benak media. Bagaimana dengan presiden terpilih Indonesia Joko Widodo? Apakah ia akan tetap sederhana? Apakah ia bisa menjaga identitas atau lebih penting lagi reputasi dirinya?

Untuk itu, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah menyusun rencana komunikasi strategis (strategic communication plan) dengan bantuan tim ahli public relations (PR). Sebagaimana para pemimpin dunia lainnya, Jokowi bukan sekedar perlu juru bicara, melainkan tim ahli PR yang dapat memberi saran, sekaligus menjadi ”mata dan telinga” guna menyerap apa yang terjadi dan yang diinginkan publik.

Berbeda dengan rezim hasil Pemilu 2009 yang drama konflik dengan pesaingnya tidak seberapa besar, pemerintahan Jokowi-JK akan berat karena pesaingnya terus berupaya untuk merebut kekuasaan. Wajar jika kemudian sang presiden perlu pendampingan sejumlah tenaga PR yang andal.

Kebutuhan PR di dunia saat ini memang jauh lebih penting ketimbang sebelumnya, terutama karena perubahan ”lanskap media” berkat kemajuan teknologi informasi saat ini. Menyempitnya jumlah outlet media, semakin sedikitnya kebutuhan wartawan untuk menemui sumber berita secara langsung (tatap muka), dan kian sempitnya waktu tenggat (deadline) bagi jurnalis menyebabkan tenaga PR semakin diperlukan, termasuk mengurusi media daring istana.

Kawan media

Meski popularitasnya tinggi, Jokowi tidak bisa membiarkan nama baiknya diusik berbagai masalah yang tidak saja akan menggerogoti ”citra” pemerintahan di mata rakyat, tetapi juga bisa menurunkan ”reputasi” Indonesia di mata dunia, termasuk investor asing. Kecepatan penyebaran berita (buruk) melalui media sosial jelas akan mempercepat perusakan nama baik ke seluruh dunia.

Tim PR bisa menjembatani komunikasi dengan lembaga DPR dan para relawan yang tempo hari berjasa bagi pemenangan pasangan Jokowi-JK serta menjadi mata dan telinga presiden terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) secara luas, termasuk dengan kelompok-kelompok pressure groups seperti LSM.

Tim PR yang baik bisa menjadi kawan media karena para wartawan sering tidak puas hanya mendengarkan informasi satu arah dari juru bicara (jubir) presiden yang lebih banyak berfungsi sebagai ”press agentry”.

Tim PR bisa menambah informasi berupa data ataupun keterangan tambahan, termasuk mencarikan waktu apabila ada yang memerlukan wawancara khusus dengan tim presiden.

Ada hubungan simbiosis antara PR presiden dan wartawan. Ketika Jokowi sibuk, belum bisa (atau tidak perlu) tampil di depan media, tim PR bisa membantu wartawan memberikan informasi latar belakang (background) dan perspektif. Tenaga PR yang kaya informasi tentang presiden (dan wakilnya) dapat membantu wartawan yang dikejar deadline agar berhasil memenuhi tugasnya.

Pemimpin tim PR dan anggotanya mestilah melakukan pendekatan interaktif yang mengharuskan mereka terlibat aktif di tengah bermacam publik yang bisa memengaruhi masa depan lembaga pemerintah. Jika tim PR bisa membantu pemerintah menerapkan komunikasi dua arah yang baik dengan publik, ia akan dengan mudah mengidentifikasi ”gejala” sebuah masalah jauh sebelum ia muncul ke permukaan.

Metode ini bisa efektif apabila tim PR selalu ”menghadirkan publik” (yang diwakilinya) ke tengah permasalahan yang ada, mendengarkan dan berdialog dengan mereka. Berkat komunikasi dua arah dengan publik, para petugas PR dapat menetapkan sasaran-sasaran strategis yang terukur (measurable objectives) pada program komunikasinya.

Awalnya, tim menetapkan dan mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan semua prosedur yang berkaitan dengan kepentingan publik. Kemudian mereka menyiapkan pengembangan serta eksekusi program komunikasi strategis dan terencana yang bertujuan mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik atas segala kebijakan.

Tugas praktisi PR saat ini tidak sekadar merekayasa pesan-pesan kunci (seperti disampaikan para presiden AS dalam tulisan Walter Pincus di atas), mengatur konferensi pers, menyiapkan rilis, atau mengundang wartawan meliput acara kepresidenan. Apabila hanya itu yang dilakukan, sama artinya dengan mengerdilkan fungsi PR.

Syafiq Basri Assegaff
Pengajar Komunikasi Universitas Paramadina dan London School of Public Relations

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com