"Tidak ada (permusuhan). Saya berteman dengan Ical (Aburizal) sudah puluhan tahun yang lalu," ujar Agung di sela acara Musyawarah Pimpinan Nasional Kosgoro di Ancol, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Agung menganggap, selisih pendapat merupakan hal biasa yang terjadi antarkader dalam partai. Demi meredam letupan internal partai, Agung dan Aburizal pun memutuskan menyatukan pikiran dan menyelesaikan masalah dengan berdialog.
"Saya kira, sifat saya tidak jauh beda dengan Pak Ical. Kalau untuk kepentingan yang lebih besar, kita bisa mengalah dikit," kata Agung.
Dalam pembukaan Muspimnas Kogoro, Sabtu (14/9/2014), Agung dan Ical terlihat akrab saat memasuki ruangan. Keakraban yang ditunjukkan dua petinggi Golkar ini seakan menunjukkan tidak ada konflik di antara mereka.
Padahal, sekitar satu bulan yang lalu, keduanya dilanda konflik yang cukup serius. Konflik diawali sikap Agung yang lantang menyuarakan penyelenggaraan musyawarah nasional (munas) pada tahun 2014 untuk memilih ketua umum baru. Agung menilai, Ical telah gagal dalam menentukan pilihan koalisi karena Prabowo Subianto-Hatta Rajasa gagal memenangi pilpres.
Namun, sikap lantang itu justru hampir membuat Agung dicopot dari jabatan struktural dari partainya. Konflik mulai mereda seiring dukungan Dewan Pimpinan Daerah yang menginginkan agar munas tetap dilaksanakan pada 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.