Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sofjan Wanandi: Cukup Berterima Kasih, Saatnya Bekerja

Kompas.com - 28/08/2014, 13:35 WIB


KOMPAS.com - Pemilihan Umum Presiden 2014 usai sudah, dan kini Joko Widodo-Jusuf Kalla tinggal menunggu dilantik sebagai presiden dan wakil presiden 2014-2019 pada 20 Oktober mendatang.

Kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres, selain peran besar dari partai politik pendukung dan relawan, yang tak bisa dinafikan juga adalah adanya dukungan dari para pengusaha. Kehadiran ketiga elemen yang saling melengkapi ini menjadi kekuatan besar yang sulit dibendung.

Sofjan Wanandi (72) merupakan salah satu pengusaha yang berperan. Dia bahkan mendapatkan ancaman dari pihak-pihak yang tidak senang karena dianggap sangat berperan besar. Kini, dia pun mendapat pengawalan melekat untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

Berikut wawancara Kompas dengan Sofjan, yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, tentang hiruk-pikuk Pilpres 2014 dan harapannya pada pemerintahan mendatang.

Apa catatan Bapak tentang Pilpres 2014?

Pemilu Presiden 2014 sungguh luar biasa, menguras tenaga dan pikiran. Banyak intrik. Perlu berbagai strategi, termasuk menangkal kampanye negatif maupun kampanye hitam.

Serangan darat dua pekan terakhir dan serangan udara di dunia maya dari para relawan menjadi kekuatan kita. Tapi, yang utama adalah kekuatan rakyat.

Ada tuduhan, saya ini adalah orang yang ikut ”mengawinkan” pasangan Jokowi-JK. Padahal, saya melihat sendiri, kekuatan luar biasa itu adalah kekuatan rakyat. Itu terlihat di pengujung kampanye, seperti Konser Dua Jari di Gelora Bung Karno. Begitu juga semangat relawan yang memainkan serangan udara melalui media-media sosial ataupun media massa.

Ada ancaman?

Sampai sekarang, ancaman berseliweran. Sekarang ini, saya diberikan pengawalan. Pusing juga. Tapi, ya, mau gimana lagi?

Tapi, apa pun, ini harapan baru. Buat saya, ini adalah akhir dari perjalanan berpolitik. Betul-betul saya enggak pernah ”segila” ini sejak Pemilu 1971. Dulu tahun 1971, saya tergila-gila juga ikut bergerak dengan membuat badan pemenangan pemilu dan mendorong Golkar supaya mendapatkan nama yang baik dalam politik. Saya ini hanya ingin Indonesia mempunyai harapan baru menjadi negara lebih maju. Saya sampai tidak bisa tidur. Tidak bisa tenang menghadapi persaingan ini. Bahkan, saya tidak pernah berdoa sebanyak saat itu karena takut dan panik, ha-ha-ha.

Apa yang perlu dilakukan Jokowi-JK?

Saat ini ada yang usul menghapuskan kementerian. Mereka berpikir terlalu gampang. Kita tidak bisa begitu saja memecat pegawai negeri. Ini hanya akan mencari perkara baru. Tidak segampang itu merombak susunan kabinet.

Jokowi dan JK pun perlu berkomunikasi intensif untuk menyusun kabinet yang kuat. Paling tidak, kalangan partai politik tetap perlu dicari terlebih dulu, tetapi orangnya harus yang paling the best, sikapnya profesional, dan betul-betul punya kapabilitas.

Kedua, orang-orang pemerintahan saat ini yang betul-betul baik kinerja dan kapabilitasnya. Lihat benar rekam jejaknya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com