JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Prabowo Subianto menyinggung masa lalunya, dalam Sidang Perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (6/8/2014). Prabowo curhat bahwa ia pernah dituduh ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
"Saya dituduh mau kudeta, calon diktator, ketika saya memimpin 33 batalyon. Namun, saya tidak lakukan (kudeta)," kata Prabowo di dalam ruang sidang.
Menurut Prabowo, tudingan kudeta itu tidak benar. Pasalnya, jika memang ia ingin melakukan kudeta, maka tidak akan ada tokoh reformasi yang mendukung dirinya pada Pilpres 2014. Bahkan, lanjut dia, para tokoh itu tetap setia mendampinginya menghadapi gugatan di MK.
"Di belakang saya ini ada banyak tokoh reformasi dan demokrasi," ujar mantan Pangkostrad itu. (Baca: Prabowo Kembali Sesali Batal Kudeta Habibie)
Dalam sidang perdana itu, Prabowo didampingi Hatta Rajasa dan sejumlah tokoh parpol Koalisi Merah Putih, di antaranya Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.
Prabowo mengatakan, sebelum menyampaikan gugatan ke MK, dia sempat mendapat nasihat agar tidak melanjutkan gugatan itu lantaran dinilai percuma. Namun, ia mengatakan menghormati sistem.
"Kami tidak mau menerima mandat di atas kecurangan. Sangat sulit bagi kami mengakui rangkaian kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif," kata Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.