Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak KPK, Oknum Diduga TNI dan Polri Diamankan

Kompas.com - 26/07/2014, 00:44 WIB
Icha Rastika

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi bersama sejumlah instansi lainnya mengamankan enam orang dalam inspeksi mendadak (sidak) di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (26/7/2014). Sidak dilakukan terkait dugaan pemerasan atau pungutan liar terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, enam orang yang diamankan tersebut dibawa ke sebuah ruangan di kantor PT Angkasa Pura II untuk diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan tersebut untuk melihat apakah ada indikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan atau hanya tindak pidana umum.

Informasi dari internal KPK menyebutkan, dua di antara enam orang yang diamankan adalah oknum TNI dan Polri.

Sidak dipimpin Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Adnan Pandupraja, dan Zulkarnain. Rombongan KPK tiba di bandara sekitar pukul 23.30 WIB.

Menurut informasi dari humas KPK, sidak ini merupakan hasil kerja sama KPK dengan Badan Reserse Kriminal Polri, Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), PT Angkasa Pura II, dan BNP2TKI.

Sidak ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil kajian KPK yang menemukan adanya upaya pemerasan oknum BNP2TKI terhadap TKI. Modus pemerasan di antaranya dilakukan dengan menukarkan uang TKI yang tidak sesuai kursnya, atau pemerasan dengan meminta uang transportasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com