Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desakan Munas karena Aburizal Dituding Manfaatkan Golkar Secara Pribadi

Kompas.com - 20/07/2014, 09:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi panas di internal Partai Golkar belum juga mereda dan bahkan terus meruncing. Muncul suara dari tokoh Golkar lintas generasi untuk melengserkan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar melalui musyawarah nasional.

Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengatakan, ia bersama tokoh senior Golkar lainnya merasa prihatin dengan kondisi partainya di bawah kepemimpinan Aburizal. Selain gagal di Pemilu 2014, arogansi Aburizal dalam memimpin juga membuat Golkar terbelah.

"Sekarang teman-teman secara keseluruhan menilai Golkar jatuh menjadi alat kepentingan pribadi. Ini memperihatinkan. Jalan keluarnya gelar munas tahun ini juga," kata Zainal, saat dihubungi, Minggu (20/7/2014).

Ketua Koordinator Eksponen Tri Karya Golkar itu melanjutkan, tokoh internal dari lintas generasi telah menggelar pertemuan dan menyatakan sikap untuk mendesak Aburizal menggelar munas paling lambat 4 Oktober 2014. Jika lewat dari waktu tersebut, maka Aburizal diancam akan berhadapan dengan munas luar biasa.

Pertemuan tokoh Golkar lintas generasi itu berlanjut dengan pertemuan bersama mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, Sabtu (19/7/2014) kemarin, di Jakarta.

Selain Zainal, mereka yang bertemu JK adalah Agung Laksono, Fahmi Idris, Andi Mattalatta, Yorris Raweyai dan Lawrence Siburian. Selain membahas kondisi terkini Golkar, dalam pertemuan itu juga dibahas persiapan syukuran terkait rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat I Partai Golkar.

Rencananya, syukuran akan digelar di sebuah hotel bintang lima di wilayah Jakarta Selatan, pada 24 Juli 2014.

Sementara itu, Aburizal telah lebih dulu menggelar pertemuan dengan DPD I Golkar di Hotel Four Sesions, Jakarta, pada Sabtu (19/7/2014). Dalam pertemuan itu, Aburizal menyatakan Munas Golkar baru akan digelar pada 2015.

Pernyataan Aburizal itu mendapat dukungan dari beberapa Ketua DPD I Golkar, di antaranya Ketua DPD I Golkar Gorontalo, Rusli Habibie, dan Ketua DPD I Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta, Gandung Pardiman.

Rusli mendukung keputusan Aburizal yang memecat sejumlah kader karena mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sementara Gandung menolak undangan untuk bertemu dengan Jusuf Kalla.

Sesuai AD-ART Golkar, munas seharusnya digelar tiap lima tahun, dan tahun ini seharusnya digelar di bulan Oktober.  Namun, pada Munas 2009 direkomendasikan agar munas selanjutnya digelar pada 2015. Pertimbangannya adalah kesibukan politik yang akan dihadapi Golkar dalam menghadapi Pilpres 2014.  Tetapi karena Golkar kalah di Pileg 2014, akhirnya gagal mengusung calon di Pilpres 2014 dan mengundang usulan untuk evaluasi besar-besaran. Kekecewaan di internal terus terdengar dan menilai Aburizal gagal secara politik dalam menjaga kejayaan Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com