Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU Serukan Pilpres Damai dan Tidak Golput

Kompas.com - 08/07/2014, 20:56 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan 3 seruan untuk berlangsungnya pemilihan presiden yang aman dan damai. Seruan ini ditujukan untuk masyarakat, aparatur negara dan capres-cawapres.

“Mari meniati menggunakan hak pilih sebagai bagian dari ibadah, karena sesungguhnya keikutsertaan kita dalam pemilihan umum adalah salah satu bentuk membangun bangsa dan negara,” kata Sekretaris Jenderal PBNU H. Marsudi Syuhud melalui keterangan tertulis yang diterima Selasa (8/7/2014).

Marsudi menyebutkan, melalui seruannya ini, PBNU meminta seluruh masyarakat, khususnya Nahdliyin, untuk tidak golput. Adapun seruan kedua untuk berlangsungnya pemilihan presiden yang aman dan damai, disampaikan kepada aparatur negara pelaksana pemilu, baik Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, kepolisian dan TNI, serta aparat pendukung lainnya.

“Untuk aparat pelaksana Pemilu, jalankan tugas sebaik-baiknya, adil, jujur, dan hindari adanya kecurangan. Jangan biarkan hal-hal yang merusak citra lembaga aparat pelaksana Pemilu terjadi,” lanjut Marsudi tegas.

Seruan ini, tambah dia, disampaikan kepada aparat penegak hukum agar tidak ragu menindak setiap pelanggaran yang ditemukan di tengah masyarakat. Sementara seruan terakhir, kata Marsudi, disampaikan kepada calon presiden dan wakil presiden serta partai pengusung dan seluruh pendukungnya.

“PBNU mengucapkan terimakasih kepada calon presiden dan wakil presiden serta semua pendukungnya, karena berhasil menciptakan masa kampanye yang aman dan damai. Selanjutnya, semua harus siap menang siap kalah, menerima siapapun yang dikehendali rakyat untuk menjadi pemimpin Indonesia mendatang,” jelas Marsudi.

Marsudi juga menekankan agar capres-cawapres saling memaafkan untuk menggerus perasaan dengki yang mungkin muncul di masa kampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com