Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tapal Kuda dan Madura Rawan Kecurangan Pemilu

Kompas.com - 29/06/2014, 15:44 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Madura dan daerah tapal kuda di Jawa Timur dipetakan sebagai daerah rawan kecurangan dalam pemilu presiden. Pada Pemilu Legislatif April 2014, kasus pemilihan ulang, pencegatan distribusi logistik, dan unjuk rasa banyak terjadi di kawasan itu.

Dua kabupaten di Madura yang dinilai rawan yaitu Sampang dan Pamekasan, sedangkan kawasan tapal kuda yaitu Pasuruan, Situbondo, Jember, Probolinggo, dan Lumajang.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Unggung Cahyono, saat memantau jalur pantura di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/6), mengatakan, polres di daerah rawan akan mendapatkan dukungan personel dari Brigade Mobil, Sabhara, dan pejabat polda.

Selain itu, setidaknya akan ada satu komisaris besar yang ikut membantu di setiap polres di Jawa Timur.

Polda juga akan membagi zona keamanan menjadi 10 bagian. Dengan demikian, mobilisasi personel akan mudah saat dibutuhkan untuk bergeser dari satu daerah ke daerah lain.

”Berkaca pada pengalaman pileg lalu, mobilisasi personel tidak bisa cepat dilakukan karena personel hanya dibagi dalam beberapa kelompok besar. Jadi, untuk pilpres kali ini kami bagi 10 zona,” kata Unggung.

Pembagian zona juga menghemat tenaga karena pemilihan presiden berlangsung saat Ramadhan yang merupakan bulan suci umat Islam.

Menurut Unggung, untuk pilpres akan diterjunkan 28.000 personel. Setelah pilpres dan penghitungan suara usai, polda akan berkonsentrasi mengamankan perayaan Lebaran.

Saat ini, Komisi Pemilihan Umum Banyuwangi sudah mendistribusikan sebagian logistik pilpres ke panitia pemilih di setiap kecamatan. Pendistribusian itu dilakukan secara bertahap.

Logistik yang disalurkan, yakni bilik dan kotak suara. Adapun surat suara saat ini masih dalam tahap pelipatan.

”Kami targetkan pelipatan selesai dalam lima hari atau lebih cepat dua hari dari jadwal karena tekniknya lebih mudah, hanya dua kali pelipatan. Beda dengan pemilu legislatif yang lebih rumit sampai empat kali pelipatan,” kata anggota KPU Kabupaten Banyuwangi Divisi Logistik, Dwi Aggraini,

Ditargetkan, dalam sepekan semua logistik tersalurkan ke seluruh wilayah di Banyuwangi.
Perkebunan

Perkebunan dan daerah perbatasan termasuk yang diperkirakan rawan disalahgunakan untuk mobilisasi pemilih guna menambang suara dalam pemilu presiden. Panitia Pengawas Pemilu di segala lini perlu mengantisipasi potensi kerawanan tersebut sejak dini.

Daerah perkebunan menjadi rawan karena banyak warga pendatang yang bekerja di perkebunan. Masalah bisa timbul jika mereka ternyata belum terdaftar atau terdaftar tapi di daerah asalnya. Mereka yang di perkebunan ini jumlahnya puluhan ribu orang.

”Jangan sampai ada mobilisasi pemilih yang tak terdaftar di DPT, DPK, DPTb, kemudian disuruh memilih di daerah tersebut,” kata Ketua Badan Pengawas Pemilu Kalimantan Barat Ruhermansyah di Pontianak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com