"Pembangunan manusia itu mutlak harus dinomorsatukan. Pembangunan yang lain bisa dinomorduakan, dinomortigakan," ujar Jokowi, dalam obrolan santai saat blusukan ke Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Berkaca pada sejarah beberapa negara dunia, pembangunan karakter manusia merupakan program utama sebelum negara tersebut agar bisa berkembang dan akhirnya menjadi negara yang maju. Jokowi menyebutkan hal itu terjadi di Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, dan lain-lain. Kekayaan alam dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, menurut dia, akan sia-sia jika pembangunan manusia luput dari program besar pemerintah.
"Apa yang terjadi? Korupsi, etos kerja yang negatif, terjerumus dalam narkoba, dan lain-lain. Nah, bagaimana caranya? Tak ada lagi selain membenahi pendidikan. Saya yakin jika ingin mengubah bangsa ini, harus lewat itu," ujarnya.
Konkretnya, lanjut Jokowi, memperbarui kurikulum bagi pelajar mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga di perguruan tinggi. Di tingkat SD, porsi pendidikan budi pekerti dan kenegaraan akan diperbanyak. Memasuki SMP hingga SMA, porsi pendidikan eksakta semakin ditambah, sementara porsi budi pekerti dan kenegaraan semakin kurang hingga karakter kebangsaan anak terbentuk.
"Bahkan, kalau perlu ada gerakan bela negara. Masukin anak-anak itu ke pulau, digembleng di sana, keluar sudah bagus semua," ujarnya.
Pembangunan mental dan karakter yang disebut Jokowi sebagai "Revolusi Mental" itu, kata dia, memang membutuhkan waktu lama dan tak mungkin dirasakan dalam waktu satu periode jabatan. Namun, jika tak segera dilakukan, bencana sosial akan melanda Indonesia, setidaknya 10 tahun mendatang.
Tahun 2025, Jokowi menggambarkan, ada bonus demografi di mana manusia berusia produktif lebih banyak daripada usia lanjut. Oleh sebab itu, jika kaum muda tak dibekali kreativitas, daya juang dan daya saing yang tinggi, Indonesia tidak akan pernah berubah.
Jokowi menyadari risiko jika ia menyentuh persoalan dasar semacam itu, akan banyak nada miring selama proses tersebut berjalan. Namun, Jokowi menegaskan, tak ada cara lain selain membangun manusia saat ini untuk memetik buah kesejahteraan pada masa datang.
"Tahun 2025, Indonesia harus tinggal landas," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.